Viral Video Seram Laut Makan Daratan, Ini Penjelasan BMKG
Hide Ads

Viral Video Seram Laut Makan Daratan, Ini Penjelasan BMKG

Aisyah Kamaliah - detikInet
Kamis, 18 Sep 2025 15:29 WIB
Abrasi terjadi di pantai Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra).
Foto: Pengikisan pantai terjadi di Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara (Sultra). (dok. istimewa)
Jakarta -

Viral video di Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, di mana lautnya 'memakan' daratan hingga rontok ke air. Eko Prasetyo selaku Direktur Meteorologi Maritim Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutnya sebagai pengikisan pantai.

Menurut Eko, peristiwa itu tepatnya disebut sebagai pengikisan pantai sebagai akibat ekstremnya unsur meteo oseanografi. Abrasi biasanya pada dinding pantai yang kuat.

"Namun tidak perlu diperdebatkan perbedaan penamaannya karena dampak yang ditimbulkan hampir sama," ujarnya kepada detikINET, Kamis (18/9/2025), melalui pesan singkat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Berdasarkan data analisis OFS BMKG (angin dan gelombang) diketahui bahwa pada saat kejadian terjadi kecepatan angin, gelombang signifikan dan gelombang maksimum dalam kategori rendah. Akan tetapi, untuk ketinggian gelombang maksimum yang dapat mencapai 1,25 meter, jika sampai menghantam daratan akan cukup memperparah dampak abrasi/pengikisan pantai.

"Sedangkan kondisi arus permukaan laut dalam kategori rendah tetapi terjadi pola siklonik di perairan sekitar lokasi kejadian yang cukup memperparah dampak abrasi/pengikisan yang terjadi," imbuhnya.

Untuk mengatasinya dan mencegah di kemudian hari, pertama-tama pemerintah perlu memahami struktur pantai yang ada. Jika struktur berpasir, maka dapat dikurangi dengan pembangunan break water.

"Jika struktur lainnya dapat dicegah dengan penanaman mangrove," ucap Eko.

Abrasi di pesisir pantai Desa Laimeo, Kecamatan Sawa, Konawe Utara, terjadi pada Senin (15/9) sekitar pukul 12.30 Wita. Kepala BPBD Konawe Utara Muhammad Aidin mengatakan abrasi pantai itu menjadi perhatian semua pihak terkait.

"Kalau penyebab pasti itu kita masih tahap penelitian dan pengamatan. Semua pihak sudah turun tangan," katanya kepada detikNews.

Dia mengungkapkan sejumlah fasilitas seperti dermaga umum dan rumah warga terancam akibat abrasi tersebut. Pihaknya pun meminta warga di sekitar lokasi untuk waspada.




(ask/ask)
Berita Terkait