NASA dan Google berkolaborasi untuk menguji coba asisten kesehatan berbasis AI. Tapi 'dokter AI' ini tidak bisa dicoba sembarangan karena dirancang untuk astronaut dalam misi luar angkasa jangka panjang.
Sistem yang diuji oleh NASA dan Google bernama Crew Medical Officer Digital Assistant (CMO-DA), sejenis Clinical Decision Support System (CDSS). Saat ini sistem tersebut masih dalam tahap proof of concept.
Asisten digital itu akan menyediakan dukungan medis untuk astronaut saat mengikuti misi jangka panjang, seperti misi ke Bulan atau Mars, sehingga mereka dapat mendiagnosis dan mengobati gejala penyakit sendiri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dilatih menggunakan literatur penerbangan antariksa, sistem AI ini menggunakan pemrosesan bahasa alami dan teknik machine learning canggih untuk memberikan analisis kesehatan dan kinerja kru secara real-time dengan aman," kata juru bicara Google, seperti dikutip dari Space.com, Selasa (19/8/2025).
Menurut pernyataan resmi Google, hasil uji coba awal mengindikasikan kemungkinan diagnosis yang dapat diandalkan berdasarkan gejala yang dilaporkan. NASA dan Google kini bekerjasama dengan dokter untuk melakukan uji coba lebih lanjut sekaligus menyempurnakan modelnya.
Misi deep-space, termasuk yang menuju Bulan atau Mars, biasanya mengalami penundaan komunikasi. Contohnya, perjalanan cahaya dari Bumi ke Mars bisa mencapai 45 menit, yang membuat konsultasi dengan dokter secara real-time sulit dilakukan.
Astronaut juga tidak bisa kembali ke Bumi hanya untuk mendapatkan perawatan medis dari dokter. Karena itu, asisten AI di dalam penerbangan dapat membantu astronaut untuk menjembatani kesenjangan kritis tersebut.
Selain di luar angkasa, teknologi asisten kesehatan AI ini juga dapat digunakan di lingkungan terpencil dan penuh tantangan yang ada di seluruh penjuru Bumi, di mana akses terhadap tenaga medis masih sangat terbatas.
(vmp/vmp)