Sebuah temuan terbaru menunjukkan fakta unik. Guano atau kotoran penguin di Antartika merupakan sumber penting partikel aerosol amonia yang membantu mendorong pembentukan dan persistensi awan rendah, yang mendinginkan iklim dengan memantulkan sebagian sinar Matahari yang masuk kembali ke luar angkasa.
Temuan ini memperkuat kesadaran yang semakin meningkat bahwa jaringan kehidupan Bumi yang rumit memainkan peran penting dalam membentuk iklim planet. Bahkan pada tingkat yang terukur kecil, partikel amonia dari guano berinteraksi dengan aerosol berbasis sulfur dari alga laut untuk memulai reaksi berantai kimia yang membentuk miliaran partikel kecil yang berfungsi sebagai inti bagi tetesan uap air.
Awan laut rendah yang sering menutupi sebagian besar Samudra Selatan di sekitar Antartika merupakan kartu liar dalam sistem iklim karena para ilmuwan belum sepenuhnya memahami bagaimana awan-awan tersebut akan bereaksi terhadap pemanasan atmosfer dan lautan akibat manusia.
Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa peningkatan besar suhu global tahunan selama 2023 hingga 2024 yang berlanjut hingga tahun ini sebagian disebabkan oleh berkurangnya tutupan awan tersebut.
"Saya selalu takjub melihat betapa dalamnya pengaruh satu perubahan kecil terhadap hal lainnya," ujar Matthew Boyer, salah satu penulis riset baru ini dan ilmuwan atmosfer di Institute for Atmospheric and Earth System Research di University of Helsinki, dikutip dari Inside Climate News.
"Ini benar-benar menunjukkan adanya hubungan yang erat antara proses ekosistem dan iklim. Dan sesungguhnya, ini adalah sinergi antara apa yang berasal dari lautan, dari spesies penghasil sulfur, dan amonia yang berasal dari penguin," jelasnya.
Simak Video "Video: Unik! Gunung Berapi di Antartika Muntahkan Emas Setiap Hari"
(rns/fay)