Pendiri Amazon Jeff Bezos menuai kritikan dan menjadi pergunjingan karena tingkat keparahan jejak karbon yang ditinggalkan kapal pesiarnya. Superyacht bernilai USD500 juta miliknya dinilai berkontribusi merusak lingkungan.
Perilaku yang ditunjukkan Bezos ini sangat bertentangan dengan citra 'peduli lingkungan' yang ia bangun. Selama ini, Bezos menunjukkan komitmen terhadap isu lingkungan melalui berbagai inisiatif, termasuk Bezos Earth Fund yang menjanjikan USD10 miliar untuk mengatasi perubahan iklim.
Nyatanya, di saat bersamaan ia juga menghadapi kritik terkait dampak lingkungan dari operasional Amazon dan gaya hidupnya yang mewah, salah satunya terkait dengan kapal pesiar ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Business Insider, kapal itu punya nama Koru, dan berlabuh di Fort Lauderdale. Panjangnya yang 'hanya' 127 meter (dua kali Airbus A380) mungkin tidak besar dan tidak terlalu mewah untuk orang sekelas Bezos. Bagaimanapun, tingkat polusi kapal ini sangat tinggi.
Superyacht ini punya semuanya, dilengkapi berbagai fasilitas mulai dari kolam renang, pusat kebugaran, helikopter pribadi, bahkan kapal selam pribadi. Kapan dia mengggunakan semua fasilitas ini? Entahlah. Namun yang jelas, jejak ekologisnya mencapai lebih dari 7.000 ton COβ per tahun.
Para ahli, seperti antropolog Richard Wilk, mengatakan bahwa kapal pesiar ini seperti hotel mewah yang terus-menerus mengapung di atas air.
Bahkan ketika berlabuh, mereka membutuhkan awak, perawatan berkelanjutan, dan pasokan energi yang konstan karena ukurannya yang besar. Untuk diketahui, Koru memiliki tiga dek, mesin diesel MTU, dan biaya perawatan tahunan sebesar USD25 juta.
"Emisi superyacht jauh melebihi emisi moda transportasi pribadi lainnya. Kapal-kapal ini harus berada di bawah pengawasan lingkungan yang lebih ketat, terutama di tengah krisis iklim yang sedang kita hadapi," kata Wilk.
Tentu saja, kritiknya bukan hanya terkait karbon dioksida. Superyacht seperti milik Bezos juga berkontribusi terhadap polusi suara, polusi cahaya, dan limbah air. Semua ini terjadi di lautan dan samudra yang sudah sangat terancam oleh aktivitas manusia.
Yang lebih buruk adalah melihat seorang tokoh publik sekaliber Bezos memutuskan untuk mempromosikan gaya hidup seperti itu, yang begitu jauh dari keberlanjutan, menciptakan kontradiksi yang tidak nyaman di era kesadaran lingkungan.
Di luar perubahan iklim, perilaku ini juga menunjukkan kurangnya perhatian terhadap masyarakat yang menderita dampak buruknya, kebakaran hutan, banjir seperti yang sedang kita alami, gelombang panas yang dahsyat, hingga kekeringan.
"Ketika planet ini menuntut tindakan segera, keputusan para elit justru semakin buruk (dan semakin tidak bijaksana). Superyacht bukan lagi sekadar simbol kekayaan, melainkan simbol keterputusan total dari krisis iklim," sindir Wilk.
Ia menambahkan, semakin banyak suara yang menuntut regulasi yang lebih ketat atau bahkan pajak khusus untuk jenis kapal ini. "Kapal seperti ini menghabiskan sumber daya secara tidak proporsional demi keuntungan segelintir orang," tutupnya.
(rns/rns)