Es Terus Mencair, Kutub Utara Bisa Pindah Lokasi ke Arah Barat

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 10 Apr 2025 12:15 WIB
Foto dari udara yang diambil pada 2014 menunjukkan genangan air lelehan es berwarna biru cerah di atas gletser Alaska. Foto: NASA
Jakarta -

Pencairan es yang dramatis akibat perubahan iklim dapat memindahkan lokasi kutub geografis Bumi dalam beberapa tahun mendatang, menurut sebuah studi baru.

Saat lapisan es mencair dan massa samudra terdistribusi ulang di seluruh planet, kutub utara dan selatan geografis Bumi dapat bergeser hingga 27 meter pada 2100 karena sumbu rotasi planet berubah, menurut penelitian yang diterbitkan pada 5 Maret di jurnal Geophysical Research Letters.

Dikutip dari Science Alert, pergeseran tersebut dapat memengaruhi navigasi satelit dan wahana antariksa. Saat Bumi berputar, perubahan dalam distribusi massa planet menyebabkannya bergoyang pada porosnya seperti gasing.

Banyak dari goyangan ini yang teratur dan dapat diprediksi, beberapa disebabkan oleh perubahan teratur dalam tekanan atmosfer dan arus laut, sementara yang lain disebabkan oleh interaksi antara inti dan mantel.

Penelitian terkini menunjukkan bahwa mencairnya lapisan es dan gletser juga dapat memengaruhi distribusi massa ini dan menggeser kutub Bumi. Dalam penelitian baru ini, para peneliti di ETH Zurich menggunakan pergerakan kutub dari tahun 1900 hingga 2018 dan proyeksi pencairan lapisan es untuk memprediksi seberapa jauh kutub dapat bergerak dalam berbagai skenario perubahan iklim akibat manusia.

Tim menemukan bahwa Kutub Utara dapat bergeser ke arah barat lebih dari 27 meter di 2100 berdasarkan skenario emisi gas rumah kaca terburuk. Berdasarkan skenario emisi yang lebih optimistis, kutub tersebut masih dapat bergeser hingga 12 m relatif terhadap lokasinya pada 1900. Air lelehan dari lapisan es Greenland dan Antartika memainkan peran terbesar dalam simulasi, diikuti oleh pencairan gletser.

"Efek ini agak melampaui efek penyesuaian isostatik glasial, yang merupakan efek pantulan Bumi padat setelah berakhirnya zaman es terakhir," kata rekan penulis studi Mostafa Kiani Shahvandi, ilmuwan Bumi dari Wina University.

Dengan kata lain, daratan di permukaan kerak Bumi tenggelam karena berat gletser zaman es dan terangkat saat mencair, mengubah distribusi berat di kerak Bumi dan menggeser kutub-kutub Bumi.

"Ini berarti bahwa apa yang telah dilakukan manusia telah menggeser kutub lebih dari sekadar efek zaman es," kata Shahvandi.

Bingungkan Satelit Navigasi

Shahvandi menyebut pergeseran sumbu rotasi Bumi dapat mengganggu navigasi satelit dan wahana antariksa. Sebagian ilmuwan memetakan lokasi wahana antariksa menggunakan sumbu rotasi Bumi sebagai referensi. Jika sumbu tersebut bergeser seiring waktu, akan menjadi lebih sulit untuk menentukan lokasi wahana antariksa secara tepat.

Pekerjaan di masa mendatang dapat melibatkan pemeriksaan data paleoklimat untuk menentukan seberapa besar kutub telah bergeser selama jutaan tahun selama episode perubahan iklim alami sebelumnya.

"Hal ini akan membantu mengungkap skala sebenarnya dampak manusia terhadap pergerakan kutub," tutupnya.



Simak Video "Video: Kutub Utara Bumi Ternyata Perlahan Bergeser, Kok Bisa?"

(rns/rns)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork