Genosida Israel di Palestina Perparah Bencana Iklim
Hide Ads

Genosida Israel di Palestina Perparah Bencana Iklim

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 09 Apr 2025 09:14 WIB
A drone view shows Palestinians walking past the rubble of houses and buidlings, following a ceasefire between Israel and Hamas, in Jabalia in the northern Gaza Strip, January 19, 2025. REUTERS/Mahmoud Al-Basos     TPX IMAGES OF THE DAY
Foto dari udara kehancuran di Jabalia saat gencatan senjata dimulai pada 19 Januari 2025. Foto: REUTERS/Mahmoud Al-Basos
Jakarta -

Genosida yang dilakukan Israel di Gaza, Palestina secara terang-terangan membantai ribuan nyawa tak berdosa. Lebih dari itu, situasi di Gaza juga berdampak memperparah bencana iklim secara global.

Menurut sebuah penelitian, dalam bulan-bulan pertama konflik saja, emisi pemanasan planet yang dihasilkan lebih besar dari jejak karbon tahunan lebih dari 20 negara paling rentan terhadap iklim di dunia.

Sebagian besar (lebih dari 99%) dari 281 ribu metrik ton karbon dioksida (setara CO2) yang diperkirakan dihasilkan dalam 60 hari pertama setelah serangan pada 7 Oktober 2023 dapat dikaitkan dengan pemboman udara dan invasi darat Israel ke Gaza, menurut analisis para peneliti di Inggris dan Amerika Serikat (AS).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut penelitian tersebut, yang hanya didasarkan pada beberapa aktivitas yang menghasilkan karbon secara intensif dan karena itu mungkin merupakan perkiraan yang jauh lebih rendah, biaya iklim dari 60 hari pertama konflik setara dengan pembakaran sedikitnya 150.000 ton batu bara.

Analisis tersebut, yang belum ditinjau sejawat, mencakup CO2 dari misi pesawat, tank, dan bahan bakar dari kendaraan lain, serta emisi yang dihasilkan dari pembuatan dan peledakan bom, artileri, dan roket.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari The Guardian, analisis ini tidak mencakup gas lain yang memanaskan planet seperti metana. Hampir setengah dari total emisi CO2 berasal dari pesawat kargo AS yang menerbangkan perlengkapan militer ke Israel.

Roket Hamas yang ditembakkan ke Israel selama periode yang sama menghasilkan sekitar 713 ton CO2, yang setara dengan sekitar 300 ton batu bara, menggarisbawahi asimetri mesin perang masing-masing pihak.

Data tersebut, memberikan perkiraan pertama mengenai biaya karbon dari konflik saat ini di Gaza, yang menyebabkan penderitaan dahsyat manusia yang belum pernah terjadi sebelumnya, kerusakan infrastruktur, dan bencana lingkungan.

Hal ini terjadi di tengah meningkatnya seruan untuk akuntabilitas yang lebih besar atas emisi gas rumah kaca militer, yang memainkan peran besar dalam krisis iklim tetapi sebagian besar dirahasiakan dan tidak diperhitungkan dalam negosiasi tahunan PBB tentang aksi iklim.

"Studi ini hanya sekilas potret dari jejak sepatu bot militer yang lebih besar dari perang, gambaran 'kecil' dari emisi karbon besar-besaran dan polutan beracun yang lebih luas yang akan tetap ada lama setelah pertempuran berakhir," kata Benjamin Neimark, dosen senior di Queen Mary, University of London (QMUL), dan rekan penulis penelitian yang diterbitkan pada Januari 2024 di Social Science Research Network.

Penelitian sebelumnya, menunjukkan jejak karbon sebenarnya bisa lima hingga delapan kali lebih tinggi, jika emisi dari seluruh rantai pasokan perang disertakan.

"Keistimewaan militer dalam menjaga lingkungan memungkinkan mereka melakukan pencemaran tanpa hukuman, seolah-olah emisi karbon yang dikeluarkan tank dan jet tempur mereka tidak dihitung. Ini harus dihentikan, untuk mengatasi krisis iklim, kita perlu akuntabilitas," imbuh Neimark, yang bermitra dengan para peneliti di University of Lancaster dan Climate and Community Project (CCP), sebuah lembaga pemikir kebijakan iklim yang berbasis di AS.

Pengeboman Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 50.600 (per 8 April 2025) warga Palestina, yang sebagian besar adalah wanita dan anak-anak serta kehancuran yang meluas. Sekitar 85% dari populasi telah mengungsi secara paksa dan menghadapi kekurangan makanan dan air yang mengancam jiwa, menurut badan-badan PBB.




(rns/afr)
Berita Terkait