Ocean Infinity, perusahaan robotika kelautan asal Inggris, telah memulai pencarian baru pesawat Malaysia Airlines. MH370 di Samudera Hindia. Mereka mengarahkan perangkat canggih yang dapat menyelam lama di dalam air dan memetakan dasar lautan.
Beberapa pakar pun angkat bicara mengenai pencarian pesawat yang menghilang di 2014 itu. David Mearns, ahli kelautan dan direktur di Blue Water Recoveries, menyebut mencari di mana tepatnya pesawat itu jatuh itu sulit, termasuk MH370. Dan Samudera Hindia juga bukan medan pencarian yang mudah.
"Ketidakpastian jauh lebih besar tentang di mana pesawat itu tenggelam. Lokasinya sangat terpencil, jauh dari pantai. Cuacanya buruk. Itu tidak membuatnya mustahil, hanya saja membuatnya sulit dan mahal," katanya yang dikutip detikINET dari Metro.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa puing MH370 telah ditemukan, namun tidak akan dapat menjawab misteri kecelakaan itu sampai badan pesawat yang utuh ditemukan.
"Puing-puing hanyut dan ditemukan, ini adalah petunjuk fisik pertama yang dimiliki yang, tanpa diragukan, dapat kami katakan pesawat itu tenggelam di Samudra Hindia selatan. Tetapi puing hanya memberi gambaran terbatas. Mereka mengonfirmasi pesawat itu jatuh, tapi tak menyebut di mana tepatnya. Seluruh cerita ada di dasar laut di suatu tempat," tambahnya.
Menteri Perhubungan Malaysia mengonfirmasi perusahaan Ocean Infinity kembali mencari MH370, dengan area pencarian baru sekitar 1.500 kilometer sebelah barat Perth. Kali ini, pencarian akan menggunakan teknologi mutakhir untuk memetakan gambaran dasar laut secara menyeluruh.
Area seluas 15.000 kilometer persegi akan dieksplorasi, berdasar data yang dikumpulkan sejumlah peneliti independen selama 10 tahun terakhir.
"Saya pikir pada akhirnya (MH370) akan ditemukan. Kita menjelajahi lebih banyak planet kita. Meskipun beberapa pencarian tak berhasil, tidak berarti mereka tidak berada di area yang tepat. Kedalaman dan topografi dasar laut membuat pencarian jadi sangat menantang," cetus Kapten John M Cox, mantan pilot CEO Safety Operating System.
Pakar lain setuju bahwa meskipun menghadirkan teknologi canggih, pencarian ini menimbulkan banyak tantangan, meliputi area sangat luas dan berbahaya. "Jangan salah, Samudra Hindia tempat mereka bekerja adalah salah satu yang terburuk di dunia," kata Craig Wallace, pakar dari Deep Sea Vision.
"Mereka telah mencatat ketinggian gelombang 20 meter. Ini kondisi ekstrem dan akan ada banyak waktu di mana mereka tidak dapat meluncurkan atau mengambil kendaraan bawah air," paparnya.
"Sama sekali tidak ada tempat berlindung di luar sana dan tidak ada tempat bersembunyi. Anda berjarak enam atau tujuh hari dari pelabuhan terdekat, yaitu Perth. Ini adalah kondisi berbahaya. Jika terjadi kesalahan, itu akan berubah menjadi bencana dengan sangat, sangat cepat," sebut Mantan perwira angkatan laut Australia Peter Waring, yang ikut pencarian awal MH370 11 tahun lalu
(fyk/fyk)