Lempeng samudra yang telah lama hilang kini menukik jauh ke dalam mantel Bumi dan menyeret kerak di atasnya. Namun, lempeng itu juga terkoyak di bawah Pegunungan Zagros di Irak saat menukik ke bawah, sehingga mengurangi sebagian beban kerak di atasnya.
Proses pengikisan ini kemungkinan telah terjadi di sisi barat pegunungan, tempat wilayah Kurdistan Irak berbatasan dengan Turki, demikian menurut penelitian baru. Pengikisan tersebut kini mengarah ke barat laut Iran.
Dinamika ini tidak langsung terlihat di permukaan, tetapi mengungkap bagaimana mantel dan kerak bekerja sama membentuk topografi Bumi, kata para peneliti dalam studi yang diterbitkan pada 25 November 2024 di jurnal Solid Earth ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lempeng samudra itu dulunya merupakan dasar laut Neotethys, samudra yang terbentuk ketika benua super Pangaea terpecah menjadi benua utara, Laurasia, dan benua selatan, Gondwana sekitar 195 juta tahun yang lalu.
Meskipun Neotethys tertutup lebih dari 20 juta tahun lalu, kerak samudra yang dulu menopangnya masih memengaruhi wilayah pegunungan Zagros, demikian temuan studi tersebut.
"Lempeng ini menarik wilayah ini ke bawah dari bawah," kata penulis studi Renas Koshnaw, peneliti geologi di University of Göttingen di Jerman, dikutip dari Science Alert, Jumat (7/2/2025).
Saat Neotethys menutup, kerak samudra bergerak masuk ke bawah benua Eurasia. Bagian benua lempeng Arab, yang menopang Irak dan Arab Saudi modern, terseret ke belakang, sehingga terjadi tabrakan dengan Eurasia. Tabrakan ini menciptakan pegunungan, yang menekan kerak di sekitarnya, sehingga menciptakan depresi.
Pegunungan ini terkikis menjadi depresi selama jutaan tahun, sedimennya membentuk dataran Mesopotamia tempat sungai Tigris dan Efrat mengalir.
Koshnaw dan rekan-rekannya melihat bahwa di sisi tenggara bidang ini, terdapat lapisan sedimen yang luar biasa tebal, sedalam 3 hingga 4 km. Mereka memetakan area tersebut dan menggunakan pemodelan komputer untuk menemukan bahwa berat gunung saja tidak dapat menyebabkan cekungan sedalam itu.
Sebaliknya, mereka menemukan bahwa wilayah ini ditarik ke bawah oleh sisa-sisa lempeng samudra Neotethys, yang masih menukik ke dalam mantel. Namun, lempeng tersebut juga terkoyak saat turun.
"Mendekati Turki, depresi berisi sedimen menjadi jauh lebih dangkal, menunjukkan bahwa lempeng telah pecah di area ini, sehingga mengurangi gaya tarik ke bawah," kata Koshnaw.
Memahami dinamika ini, kata para peneliti, dapat membantu menginformasikan pencarian sumber daya alam seperti besi, fosfat, dan tembaga, yang terbentuk di batuan sedimen. Sesar yang terbentuk dalam tabrakan antara lempeng Arab dan Eurasia juga menghasilkan gempa besar yang mematikan.
(rns/fay)