Ini Sebabnya Kecubung Bikin Teler Bahkan Mematikan
Hide Ads

Eureka!

Ini Sebabnya Kecubung Bikin Teler Bahkan Mematikan

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 23 Jul 2024 22:36 WIB
Eureka! Kecubung Bikin Linglung untuk Berita Reguler
Foto: Fuad Hasyim/detikcom
Jakarta -

Viral penyalahgunaan kecubung membuat tanaman ini ramai dibahas. Dari segi ilmiah, kecubung memang mengandung zat yang bisa membahayakan, bisa bikin teler, halusinasi, bahkan mematikan.

dr. Hari Nugroho, M.Sc dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience menyebutkan, tanaman yang merupakan genus Datura ini masuk dalam famili Solanaceae atau terong terongan.

"Datura ini spesiesnya ada banyak, namun yang umum disebut ada sembilan spesies. Sayangnya, sembilan spesies Datura ini semuanya beracun, mengandung Alkaloid tropana (Alkaloid tropane) yakni Atropine, Hyoscyamine, dan Scopolamine," kata Hari saat live Eureka! Kecubung Bikin Linglung, Senin (22/7).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kecubung atau disebut sebagai bunga terompet adalah tanaman semak yang memiliki bunga menyerupai terompet berwarna putih atau ungu, serta buah yang berbentuk bulat dan berduri.

"Di luar negeri (kecubung) sering disebut sebagai thorn apple, tanaman ini bisa bikin halusinasi. Intoksitasnya tergantung dari umur dari tanaman itu sendiri, tempat dia ditanam juga mempengaruhi. Kadar Alkaloid ada di semua bagian, tetapi yang paling banyak sebetulnya ada di biji dan akarnya," Hari menjelaskan.

ADVERTISEMENT

Ia menyebutkan, dalam satu biji kecubung terkandung kurang lebih 0,1 miligram Atropine. Kalau dalam satu buah kecubung mengandung 50-100 biji, kadar Atropine-nya sekitar 3-6 miligram. "Selain Atropin ada Scopolamine juga dan itu pun bisa bersifat toxic (beracun)," sebut Hari.

Efek Beracun Alkaloid Tropane

Efek beracun dari Alkaloid Tropane ini disebutkan Hari, yang pertama terasa jika dikonsumsi adalah membuat mulutnya jadi kering dan susah menelan. Selain itu, seseorang akan menjadi peka terhadap cahaya dan pandangannya jadi buram.

Dalam tahap parah, akan terjadi peningkatan denyut jantung serta terjadi retensi urin yang membuat seseorang mengalami susah buang air kecil. "Ini kurang lebih akan mulai dirasakan antara 30-60 menit setelah ia mengkonsumsi," ujarnya.

Pasien juga akan merasakan gejala lain yang lebih berat seperti hipotermia, demam tinggi sampai kejang-kejang, hingga paralis yang membuat tidak bisa bergerak.

"Paralisisnya itu juga bisa terjadi di otot-otot pernapasan, sehingga membuat orang kesulitan bernapas. Inilah yang membuat seseorang mengalami kondisi emergency bahkan sampai masuk ke dalam keadaan koma," jelas Hari.

Kejadian ini bisa berlangsung mulai 30-60 menit sejak konsumsi, ada juga yang berlangsung 40-72 jam, sekitar dua hari. Begitu berbahaya dan parah dampaknya, beberapa kasus ada yang mengalami gejala-gejala tersebut hingga dua pekan.

"Bahkan pada kondisi tertentu setelah fase life saving, emergency-nya berhasil, tapi orang ini jadi seperti kehilangan ingatan, menjadi amnesia. Penggunaan yang kronis bisa bikin orang mengalami demensia. Jadi lupa, tidak ingat, bahkan nggak ingat siapa dirinya, ini bisa terjadi," urai Hari.

Ia menambahkan, kebanyakan kasus keracunan kecubung kondisinya memang darurat. Di Indonesia, terkadang kasus keracunan kecubung terjadi di daerah yang susah akses kesehatannya sehingga terlambat ditangani.

"Atau bahkan kadang karena dia menggunakan zat-zat lain sebelumnya, yang akhirnya berinteraksi dengan zat di dalam Datura ini sehingga menimbulkan gejala yang lebih berat," imbuhnya.




(rns/fay)