Kejutan! Paus Sperma Punya Bahasa untuk Komunikasi
Hide Ads

Kejutan! Paus Sperma Punya Bahasa untuk Komunikasi

Fadhila Khairina Fachri - detikInet
Kamis, 16 Mei 2024 05:45 WIB
MAURITIUS ISLAND - INDIAN OCEAN - NOVEMBER 10 : A sperm whale and two young ones swimming under the surface, on November 10, 2011 in Mauritius Island, Indian Ocean. The sperm whale (Physeter macrocephalus) is an odontocete, a toothed cetacean. It frequents all the oceans and a majority of the worlds seas. Only males venture into the cold waters of the Arctic and Antarctic. The male can reach more than 18 metres in length. Hes the greatest carnivore in the world. Sperm whales can live up to 70 years. They feed on squid and hunt in pits between 300 and 800 metres but sometimes between 1000 and 2000 metres. Their dives can last more than an hour. The head of the sperm whale represents about one third of the body. On the other hand, their eyes are very small. (Photo by Alexis Rosenfeld/Getty Images).
Kejutan! Paus Sperma Punya Bahasa untuk Komunikasi (Foto: Getty Images/Alexis Rosenfeld)
Jakarta -

Sebuah penelitian terbaru telah mengungkap fenomena menakjubkan dalam dunia biologi. Paus sperma ternyata memiliki sistem komunikasi terstruktur dengan suara layaknya bahasa untuk manusia.

Para ilmuwan telah membuat terobosan luar biasa dengan mengidentifikasi bahwa paus sperma kemungkinan besar adalah spesies non-manusia pertama yang menggunakan suara khusus sebagai unit dasar untuk berkomunikasi secara kompleks. Temuan ini mengejutkan dan membuka kemungkinan baru dalam memahami kemampuan komunikasi hewan selain manusia.

Penelitian terbaru yang diterbitkan oleh proyek CETI, sebuah organisasi nirlaba konservasi dan penelitian, mengungkapkan bahwa vokalisasi paus sperma lebih ekspresif dan terstruktur daripada yang sebelumnya dipercayai.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pratyusha Sharma dari Massachusetts Institute of Technology, peneliti utama dalam studi ini menjelaskan, "Temuan kami membuka kemungkinan bahwa komunikasi paus sperma mungkin memberikan contoh pertama tentang fenomena serupa pada spesies lain."

Penemuan ini muncul berkat analisis vokalisasi paus sperma dari sekitar 60 hewan yang direkam antara tahun 2005 dan 2018. Dikutip dari The Sun pada Senin (13/5/2024) melalui penelitian ini, para peneliti menemukan ribuan contoh set unik dan akhirnya menemukan beberapa 'koda' yang diulang sepanjang 2 detik.

ADVERTISEMENT

Koda adalah unit dasar dalam berbicara, yang dapat dianggap sebagai kata dalam komunikasi bagi manusia. Mereka mencatat bahwa set suara yang digunakan oleh paus sperma bervariasi berdasarkan konteks, dengan perubahan ritme dan tempo suara. Pola-pola dan pengulangan seperti ini belum pernah terjadi di luar manusia sebelumnya.

Sharma dan rekan-rekannya menjelaskan, "Sistem vokalisasi kombinatorial yang cukup besar sangat jarang terjadi di alam. Namun, penggunaan oleh paus sperma menunjukkan bahwa mereka bukanlah manusia yang unik, dan dapat muncul dari tekanan fisiologis, ekologi, dan sosial yang sangat berbeda."

Diagram Bahasa Paus SpermaDiagram Bahasa Paus Sperma. Foto: (Sharma et al/Nature Communications)

Contoh lain yang paling mirip dengan kemampuan komunikasi kombinatorial seperti manusia di alam hewan berasal dari serangga, khususnya lebah. Lebah mengkomunikasikan makna kompleks melalui gerakan tubuh atau tarian, bukan dengan suara. Mereka telah teramati melakukan langkah-langkah tarian yang berbeda untuk menyampaikan informasi seperti lokasi sumber makanan.

Untuk saat ini, para peneliti dari CETI menyatakan bahwa riset mereka hanya merupakan langkah awal untuk penelitian lebih lanjut. Mereka menganalisis suara dan unit dasarnya (koda), bukan sistem semantik atau makna yang mungkin membentuk 'kalimat' dalam komunikasi paus. Dengan kata lain, penelitian ini berfokus pada unsur dasar komunikasi paus, bukan strukturnya yang lebih kompleks.

"Perlu pemahaman mendalam tentang struktur sistem komunikasi sebelum membuat kesimpulan lebih besar tentang penelitian dasar ini," tulis mereka.

Mereka berharap studi ini akan mengarah pada penelitian masa depan yang mencakup eksperimen pemutaran interaktif dengan paus di alam liar untuk memahami lebih mendalam tentang struktur sistem komunikasi paus sperma.

*Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(fay/fay)