Mirip Film 'Her', Perempuan di China Lebih Menikmati Kencan dengan Pacar AI
Hide Ads

Mirip Film 'Her', Perempuan di China Lebih Menikmati Kencan dengan Pacar AI

Muhammad Lugas Pribady - detikInet
Sabtu, 17 Feb 2024 07:02 WIB
Cuplikan adegan dalam film HER.
Film 'Her' menceritakan lelaki kesepian berkencan dengan asisten virtual. Foto: Dok. Warner Bros
Jakarta - Dewasa ini, perkembangan teknologi sudah semakin maju dan bahkan terbilang tak lazim. Seperti dalam film 'Her' yang diperankan Joaquin Phoenix dan Scarlett Johansson. Dalam film ini, diceritakan sosok lelaki kesepian yang berteman dengan asisten virtual berbasis kecerdasan buatan (AI) hingga ia merasakan jatuh cinta.

Hal seperti itu ternyata terjadi di China, sebuah platform AI yang digagas oleh perusahaan rintisan asal Shanghai, MiniMax, menawarkan hubungan manusia-robot yang bersahabat, bahkan romantis.

Dilansir dari The Byte, perempuan-perempuan muda di China menyatakan pacar AI mereka lebih pintar berbicara daripada teman-teman lelaki mereka. Salah satu perempuan yang menikmati hubungannya dengan AI adalah Tufei, perempuan asal Kota Xi'an ini menggunakan aplikasi chatbot bernama Glow.

"Dia tahu cara berbicara dengan perempuan lebih baik daripada pria sungguhan," ungkap Tufei dikutip detikINET dari The Byte.

Tufei mengaku dirinya seperti berada dalam hubungan yang nyata sekaligus romantis dengan chatbot yang dibuat oleh MiniMax itu.

"Dia menenangkan saya saat saya mengalami nyeri haid. Kemudian saya juga curhat tentang masalah pekerjaan kepada dia, aku merasa seperti dalam hubungan yang romantis," ujar Tufei.

Aplikasi Glow merupakan aplikasi gratis, namun terdapat juga konten yang berbayar. AFP melaporkan aplikasi Glow diunduh ribuan kali per harinya dalam beberapa minggu terakhir.

Beberapa perusahaan teknologi di China pernah mengalami masalah terkait penggunaan data pengguna secara illegal. Namun terlepas dari risikonya itu, para pengguna mengatakan mereka terdorong untuk 'berhubungan' dengan AI karena terpengaruh oleh laju kehidupan yang cepat di China dan isolasi perkotaan yang menjadikan mereka kesepian sebagai masalah bagi banyak orang.

"Sulit untuk menemukan pacar yang ideal dalam kehidupan nyata. Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda, sehingga seringkali menimbulkan perselisihan," kata Wang Xiuting kepada AFP dikutip detikINET.

Walaupun manusia memiliki cara yang berbeda-beda, kecerdasan buatan secara bertahap beradaptasi dengan kepribadian penggunanya, mengingat apa yang mereka katakan dan menyesuaikan ucapannya.

Wang mengatakan bahwa bersama teman AI-nya itu ia memiliki tempat untuk melepaskan rasa penat dan stresnya, sehingga secara emosional Wang merasa hal ini sangat berguna dan lebih nyaman daripada berinteraksi dengan manusia.

"Saya mengajukan pertanyaan kepada dia, saat saya dihadapkan pada stres dan mereka akan menyarankan cara untuk memecahkan masalah itu. Ini adalah dukungan emosional yang besar," terang Wang.

Selain Glow, Wang juga memiliki 'pacar' di Wantalk, aplikasi yang dibuat oleh raksasa internet China, Baidu. Di sini terdapat ratusan karakter mulai dari bintang pop hingga ksatria. Tak hanya itu, pengguna juga bisa menciptakan kekasih impian mereka sesuai keinginan.

Seraya mempertegas kesepian yang terjadi pada masyarakat di China, Head of Product Management and Operations Wantalk Lu Yu mengatakan aplikasi ini jadi salah satu cara untuk mengusir rasa sepi dan menjadi teman dalam keseharian.

"Setiap orang mengalami momen rumit, kesepian, dan belum tentu cukup beruntung memiliki teman atau keluarga di dekat mereka yang dapat mendengarkannya 24 jam sehari. Dengan kecerdasan buatan dapat memenuhi kebutuhan ini," sebutnya.

Namun sejauh ini di mana kecerdasan buatan tengah booming, industri ini masih memiliki regulasi yang lemah, kususnya terkait privasi pengguna. Pemerintah China saat ini mengatakan bahwa pihaknya sedang menyusun undang-undang untuk memperkuat perlindungan konsumen seputar teknologi baru tersebut.


(rns/rns)