Sebuah transportasi seperti kereta juga butuh keamanan siber. Kalau ada oknum hacker yang berhasil menyusup, maka ada ancaman yang bisa membahayakan. Hal ini dijelaskan oleh Dr Adhi Dharma Permana periset pada Pusat Riset Teknologi Transportasi (BRIN) dalam acara 'Eureka! Edisi ke-19: Kereta Canggih Dunia'.
Dia menjelaskan bahwa kereta saat ini sudah terhubung dengan yang namanya internet. Sistem di kereta dibutuhkan untuk berkomunikasi dan menjalankan fungsi, contohnya dalam sistem kendali rem.
"Itu dia dikendalikan dan juga dia dikomunikasikan ke pusat. Serangan cyber ini memanfaatkan penyusupan pada jaringan tersebut," ujar Adhi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada banyak cara yang bisa ditempuh hacker untuk masuk ke jaringan, entah dengan membobol enkripsi atau proteksinya. Jika itu terjadi, maka kecacatan siber bisa membuat kekacauan, bahkan pada pergerakan kereta.
"Misalnya kereta itu harusnya ngerem, tapi kecacatan cyber ini masuk, lalu membuat rem itu tidak ngerespon perintah dari masinis. Saatnya dipencet harus ngerem sekarang, tapi karena ada override dari pihak lain yang bermaksud mengganggu sistem sehingga remnya nggak merespon," contohnya.
Berbeda dengan zaman dulu yang keretanya masih analog, kebutuhan akan keamanan siber belum begitu digaungkan pada saat itu. Kini, sistem yang sudah serba terhubung internet, membuat keamanan siber jadi salah satu prioritas utama.
"Karena perlunya sistem itu otomasi, terhubung secara jaringan, maka itulah jadinya. Utamanya adalah untuk memproteksi komunitas," tandasnya.
(ask/afr)