Dalam industri otomotif masa depan, pengembangan kendaraan listrik dan moda transportasi umum mengarah ke kendaraan tanpa sopir (autonomous vehicles) atau masinis untuk moda kereta. Hal ini tentu akan berdampak pada pekerjaan masinis kereta di masa depan.
Dengan segala kecanggihan dan sistem yang terhubung, apakah peran masinis masih dibutuhkan? Bagaimana sebenarnya peran masinis kereta dalam teknologi seperti ini?
"Masinis tetap penting. Dia yang memegang suatu keputusan akhir, dengan dibantu oleh teknologi tersebut. Jadi tetap dibutuhkan, kecuali kalau keretanya memang dikembangkan sebagai fully automated yang memang tanpa masinis," kata Periset di Pusat Riset Teknologi Transportasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Dr Adhi Dharma Permana, dalam live Eureka! 'Kereta Canggih Dunia', Senin (6/11).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tren transportasi semacam ini sudah mulai terjadi terutama di kota-kota besar. Untuk diketahui, Indonesia saat ini sudah punya MRT, LRT, dan kereta cepat WHOOSH yang pergerakannya diatur oleh Operation Command Center. Meski demikian, ketiga moda transportasi tersebut masih memiliki masinis.
"Masinis tetap mengawasi. Manakala masih ada manusia di dalamnya, maka dia mengendalikan. Setiap ruas kereta itu ada batas kecepatan yang harus dipatuhi. Nah, masinis yang mengendalikan berapa kecepatan yang harus dimulai di situ," jelas Adhi.
Dalam perkembangannya, lanjut Adhi, moda transportasi kereta cepat terus ditingkatkan kemampuannya untuk membuat masinis lebih terbantu dengan sistem kendali yang dirancang tidak boleh melakukan kesalahan.
![]() |
"Misalnya mendeteksi kalau dia mengantuk atau kelihatan gerak matanya seperti orang ngantuk, maka akan ada peringatan misalnya. Contoh lain, kereta berhenti dengan sendirinya untuk keamanan. Jadi tetap, masinis memegang peran yang penting dalam pengoperasian kereta," tutupnya.
(rns/rns)