500 Keluarga Ngeri Keluar Habis Magrib Gegara Banyak Ular Berbisa Keliaran
Hide Ads

500 Keluarga Ngeri Keluar Habis Magrib Gegara Banyak Ular Berbisa Keliaran

Adi Fida Rahman - detikInet
Senin, 16 Okt 2023 08:14 WIB
Ular Karas
500 Keluarga Ngeri Keluar Habis Magrib Gegara Banyak Ular Berbisa Keliaran. Foto: Telegraphindia
Jakarta -

Sekitar 500 keluarga takut keluar rumah setelah senja karena meningkatnya populasi ular kalas di daerah tersebut. Gigitan ular tersebut dapat menyebabkan kematian.

Peristiwa tersebut terjadi di di desa Mosra-Nabapally di Chakdaha, Nadia, India. Ular Kalas telah menggigit lebih dari selusin orang baru-baru ini, menyebabkan setidaknya tiga kematian termasuk seorang siswa Kelas VI.

Kalas adalah ular yang sangat berbisa dan bekerja sebagai silent killer. Ular dengan warna coklat tua ini memiliki cincin berwarna putih di sekujur tubuhnya. Ia lamban di siang hari namun menjadi sangat aktif di malam hari.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penduduk desa Mosra-Nabapally mengatakan bahwa dalam beberapa bulan terakhir mereka telah membunuh lebih dari 50 kalas namun risikonya tidak berkurang.

Penduduk desa menambahkan bahwa mereka telah meminta bantuan dari departemen kehutanan kabupaten namun belum dapat menemukan solusi. Masyarakat desa akhirnya terpaksa mengurung diri di dalam rumah setiap hari setelah senja tiba.

ADVERTISEMENT

"Situasi ini sungguh tidak tertahankan karena sepertinya kita hidup bersama ular. Saat kegelapan mulai turun, kalas sering terlihat di jalan desa kami. Menjadi sangat berisiko bagi kami untuk mengakses wilayah yang gelap," ujar Rikita Roy, siswa Kelas XII yang baru-baru ini kehilangan adik perempuannya karena gigitan ular.

"Kekhawatirannya adalah siswa seperti saya berhenti mengikuti les pada malam hari," imbuhnya.

"Kami berusaha menyelesaikan pekerjaan penting kami sebelum matahari terbenam sehingga kami tidak perlu keluar lagi nanti," kata Paresh Biswas seperti dikutip dari Telegraphindia.

"Tetapi rumah-rumah juga tidak aman dari kalas. Ular-ular itu menyelinap ke dalam rumah, kandang sapi, dan tumpukan hasil panen kami, membuat hidup kami sengsara. Pada malam hari, ular tersebut menjadi aktif dan sering merayap di tempat tidur dan menggigit orang yang sedang tidur," tambahn warga Mosra-Nabapally ini.

Anggota Chakdaha Biggyan o Sanskritik Sanstha (CBSS), sebuah organisasi ilmiah yang menangani topik, antara lain, kesadaran akan berbagai jenis ular, baru-baru ini mengunjungi desa tersebut dan membicarakan masalah ini dengan pemerintah setempat.

Mereka menyarankan petugas kehutanan melepaskan ular sakhamuti (ular krait) di kawasan tersebut, yang tidak terlalu berbisa dan dapat membunuh kalas.

"Melepaskan ular sakhamuti, yang tidak terlalu berbisa tetapi merupakan musuh kalas, dapat menjadi cara untuk melenyapkan kalas. Kami telah meminta otoritas kehutanan untuk mempertimbangkan usulan kami." ujar Bibartan Bhattacharjee dari CBSS.

"Belum ada laporan kematian manusia akibat gigitan sakhamuti. Masyarakat perlu tahu bahwa ular ini merupakan ancaman bagi kala," kata Bhattacharya.

Namun, dia menekankan perlunya membersihkan semak-semak di kawasan tersebut.




(afr/afr)