Planet Merkurius Terus Menyusut, Ada Apa Nih?
Hide Ads

Planet Merkurius Terus Menyusut, Ada Apa Nih?

Khalisa Fitri - detikInet
Kamis, 12 Okt 2023 22:36 WIB
IN SPACE:  In this handout from NASA, Mercury is seen from the Messenger spacecraft January 14, 2008. Messenger was about 17, 000 miles from the closest planet from the Sun on its first of three passes by Mercury before settling into orbit in 2011.  (Photo by NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution of Washington via Getty Images)
Planet Merkurius. Foto: NASA/Johns Hopkins University Applied Physics Laboratory/Carnegie Institution of Washington via Getty Images
Jakarta -

Merkurius, planet terkecil di sistem Tata Surya, mengecil dari seharusnya. Ibaratnya, kondisi Merkurius seperti apel yang lama-lama mengeriput. Batuan dan logam cairnya mendingin sehingga di bagian dalam terjadi penyusutan.

Menurut studi yang ada, penyusutan ini menimbulkan keriput di permukaan planet, yang kemudian disebut David Rothery sebagai scarps alias luka.

"Ini seperti kerutan yang terbentuk pada sebuah apel seiring bertambahnya usia," ujar Rothery, profesor geosains planet di Universitas Terbuka Inggris sekaligus penulis riset, seperti dikutip detikINET dari Insider, Kamis (12/10/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Luka ini merupakan sebuah bukti bahwa Merkurius memang mengerut. Kemudian yang menjadi masalah adalah peristiwa ini telah berumur 3 miliar tahun lamanya.

Untuk membuktikan bahwa pengerutan ini masih berlangsung, Rothery dan mahasiswanya Ben Man mulai memperhatikan struktur geologis lain yang disebut sebagai grabens.

ADVERTISEMENT

Grabens, yang muncul begitu scarps bergerak, menguntungkan bagi penelitian. Selain ukurannya yang lebih kecil, panjang sekitar 1 km dan kedalamannya di bawah 100 meter, umurnya tidak setua scarps, kurang dari 300 juta tahun.

"Karena ukuran mereka kecil, maka mereka tidak akan bertahan lama," ujar Rothery kepada Insider.

Studi, yang diterbitkan di Nature Geosciences pada Senin, mengidentifikasi dengan yakin 48 dari 244 gambar grabens yang diambil oleh wahana Messenger Nasa tahun 2015.

"Itu sebabnya kami mengatakan dengan jelas bahwa telah terjadi pergerakan selama tiga ratus juta tahun terakhir, dan mungkin masih terjadi hingga saat ini," ujarnya.

Sementara itu, penyusutan ini menyebabkan bagian luar Merkurius yang kaku terdorong ke atas sehingga menyebabkan gempa Merkurius.

"Perpindahan ini sampai beberapa kilometer, setara dengan ratusan gempa bumi yang sangatlah besar. Kami memperkirakan hal ini akan terjadi sepanjang waktu, namun kami tidak punya cara untuk mengukurnya sampai kami mendapatkan seismometer di planet ini," pungkasnya.

*Artikel ini ditulis oleh Khalisha Fitri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(fyk/fay)
Berita Terkait