Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan pembahasan mitigasi bencana nuklir dengan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas). Apa poin yang dihasilkan?
Di acara 'Eureka! Edisi Ke-18: Bom Atom Penghancur Dunia', Senin (31/7/2023), Dr Rohadi Awaludin Kepala Organisasi Riset Tenaga Nuklir BRIN membenarkan adanya pertemuan membahas nuklir. Tujuannya tentu saja memastikan pengembangan teknologi dan NKRI tetap aman.
"Dalam krisis Ukraina dan Rusia misalnya, maka kita perlu memastikan kita itu aman," kataRohadi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, sudah ada pembagian yang dilakukan untuk mempersiapkan Indonesia di segala kondisi. Sudah ada sistem yang nantinya akan dipatenkan ke depannya. Dengan begitu, ketika ada faktor di dalam negeri maupun dari luar negeri, kita sudah memiliki pedoman.
"Itu untuk memastikan setiap elemen dalam kedaulatan siap ketika kondisinya terjadi tanggap darurat nasional. Itulah kira-kira gambarnya," tegasnya.
Pembahasan soal mitigasi risiko perang nuklir sebelumnya juga menjadi perhatian Presiden RI Joko Widodo. Jokowi mengharapkan Indonesia memiliki kesiapan jika terjadi skenario terburuk perang nuklir dari ketegangan antar negara, contohnya seperti yang terjadi pada Rusia dan Ukraina.
(ask/ask)