Selain Gerhana Bulan Penumbra, Malam Ini Ada Hujan Meteor Eta Aquarid
Hide Ads

Selain Gerhana Bulan Penumbra, Malam Ini Ada Hujan Meteor Eta Aquarid

Agus Tri Haryanto - detikInet
Jumat, 05 Mei 2023 16:46 WIB
Hujan meteor Eta Aquarid akan terjadi pada tanggal 6 Mei 2023. Fenomena tersebut dikenal karena kecepatannya. Lalu, bagaimana proses hujan meteor Eta Aquarid?
Selain Gerhana Bulan Penumbra, malam ini juga akan dihiasi puncak hujan meteor Eta Aquarid. Foto: Getty Images/iStockphoto/Allexxandar
Jakarta -

Tak hanya Gerhana Bulan Penumbra, langit malam ini, Jumat (5/5/2023) akan dihiasi dengan puncak hujan meteor Eta Aquarid. Dua fenomena alam yang terjadi dalam satu malam yang sayang dilewatkan begitu saja.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyebutkan hujan meteor Eta Aquarid ini terjadi antara tanggal 19 April hingga 28 Mei 2023.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Selain fenomena Gerhana Bulan Penumbra tersebut, jika beruntung di saat yang bersamaan masyarakat juga dapat mengamati terjadinya hujan meteor Eta Aquarid," ujar Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Rhorom Priyatikanto, dalam keterangan tertulisnya.

ADVERTISEMENT

Disampaikan Rhorom, hujan meteor Eta Aquarid biasa terjadi ketika Bumi memasuki aliran meteoroid/debu sisa komet Halley yang melintas puluhan tahun silam.

"Meskipun terjadi bersamaan, kedua fenomena ini tidak saling berkaitan," kata Rhorom.

Menurut Pusat Sains Antariksa BRIN, hujan meteor ini dapat disaksikan pada 6 Mei pukul 03.00 di arah timur dan mulai memudar seiring terbitnya matahari. Intensitas hujan meteor Eta Aquarid di Indonesia bervariasi antara 42-43 meteor per jam.

Adapun, fase bulan saat hujan meteor tampak ada fase purnama 100% di belahan langit selatan dan terbenam di arah barat setelah matahari terbit. Sedangkan, elongasi lunar mencapai 114 derajat, sehingga hujan meteor tidak pengaruhi intervensi cahaya bulan.

Sementara itu, Rhorom mengungkapkan Gerhana Bulan Penumbra tidak terlalu istimewa. Kendati begitu, momen ini bisa dijadikan untuk validasi metode hisab.

"Masyarakat akan cukup sulit menyaksikan gerhana ini untuk dilihat tanpa bantuan kamera karena hanya berupa peredupan purnama. Maka gerhana ini tidak seperti gerhana sebagian atau total yang membuat Bulan tampak kemerahan," jelasnya.




(agt/fay)
Berita Terkait