Penyakit Aneh, Pernah Ada Epidemi Gigi Meledak di Abad ke-19

Penyakit Aneh, Pernah Ada Epidemi Gigi Meledak di Abad ke-19

ADVERTISEMENT

Penyakit Aneh, Pernah Ada Epidemi Gigi Meledak di Abad ke-19

Rachmatunnisa - detikInet
Sabtu, 18 Mar 2023 05:45 WIB
Child having a dental examination
Foto: Istock
Jakarta -

Di Amerika Serikat (AS) pada tahun 1800-an, sejumlah pasien berobat ke dokter gigi dengan keluhan yang tidak biasa, yaitu gigi mereka meledak di mulut. Penyakit aneh ini menjadi epidemi.

Secara umum, gigi tidak punya kemampuan meledak. Pada tahun 1817, seorang pendeta di Mercer County, Pennsylvania, AS, mulai mengalami sakit gigi terparah dalam hidupnya.

"Suatu hari ia merasakan sakit hebat. Dia berlari ke sana kemari hingga membenturkan kepalanya seperti hewan yang sedang ngamuk, tentu saja semua upaya itu sia-sia karena tak membantu meredakan sakit," tulis dokter gigi WH Atkinson dalam sebuah laporan di Dental Cosmos pada tahun 1860, dikutip dari IFL Science.

"Sampai pada pukul sembilan keesokan paginya, tiba-tiba sebuah retakan tajam terjadi. Seperti tembakan pistol, retakan itu menghancurkan giginya berkeping-keping, memberinya rasa lega seketika. Dia langsung berkata pada istrinya 'rasa sakitku hilang semua'. Setelah itu dia pergi tidur dengan nyenyak sepanjang hari itu dan malam-malam berikutnya. Dia pulih total," demikian laporan tersebut.

Dua kasus lain dijelaskan oleh dokter gigi. Salah satunya terjadi pada tahun 1830 dan satu lagi pada tahun 1855. Seperti yang dialami pendeta di Pennsylvania, rasa sakit mereka menumpuk, diikuti oleh rasa sakit yang tiba-tiba, kemudian gigi meledak, dan rasanya seketika lega. Dalam satu kasus, gigi yang meledak dilaporkan hancur berkeping-keping.

Ini bukan laporan terpisah dari seorang dokter gigi yang kebetulan menyimpan bahan tambalannya terlalu dekat dengan toples napalm-nya. Sejumlah laporan dari dokter gigi lain menunjukkan bahwa fenomena tersebut, meskipun aneh, adalah nyata.

"Tepat sebelum ledakan terjadi, giginya sangat sakit, mengganggu keseimbangan dari setiap bagian dari organismenya sampai-sampai dia bekerja sedikit di luar kendali yang tak terpikirkan," tulis dokter gigi J. Phelps Hibler tentang seorang pasien di tahun 1874.

"Tiba-tiba tanpa gejala apa pun selain sakit parah sebelumnya, gigi geraham pertama kanan bawah, yang hampir membuatnya jatuh, membelah gigi langsung dari permukaan lingual ke permukaan bukal. Pada saat yang sama, hal ini seperti melintasi tabung Eustachius, yang membuatnya tuli untuk waktu yang cukup lama," ujarnya.

Jadi, apa yang sebenarnya terjadi? Apakah gigi orang di zaman itu memang lebih mudah goyah? Pasalnya, kasus semacam itu berkurang dan bahkan tidak ditemui di tahun 1920-an, sehingga para ahli tidak dapat mempelajarinya secara langsung.

Namun, sejumlah dokter gigi mengajukan beberapa teori. Salah satu teori awal adalah, bahwa gas terbentuk di dalam gigi yang membusuk, sebelum menyebabkannya meledak.

Meskipun penumpukan gas di gigi dapat terjadi, misalnya melalui saluran akar yang tidak lengkap, hal ini tidak akan menyebabkan tekanan yang cukup untuk membuat gigi orang meledak di mulut mereka seperti yang dijelaskan.

Penjelasan yang lebih mungkin dari penumpukan gas alam akibat pembusukan diajukan oleh Andrea Sella, Profesor Kimia Anorganik di University College London. Menurut Sella, fenomena gigi meledak bisa jadi disebabkan oleh bahan kimia kuno yang digunakan untuk membuat tambalan.

Pada tahun 1800-an, berbagai logam digunakan untuk mengisi rongga gigi yang berlubang, mulai dari timah yang tidak disarankan hingga timah yang bahkan lebih berbahaya. Jika dua logam berbeda digunakan di mulut yang sama, pada dasarnya bisa mengubah mulut mereka menjadi baterai.

"Karena campuran logam yang ada di mulut, mungkin terjadi elektrolisis spontan. Kemungkinan terjadi penumpukan hidrogen di dalam gigi," kata Sella.

Gigi kemudian bisa meledak karena tekanan (meski masih tidak mungkin) atau tersulut, misalnya saat merokok. Sayangnya, belum ada penjelasan pasti mengenai hal ini, karena tidak ada bukti bahwa para pasien ini memiliki tambalan.



Simak Video "Benarkah Kualitas SDM dan Layanan Medis di Indonesia Buruk?"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/rns)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT