Fakta-fakta Ilmiah Jamur 'Zombie' Cordyceps

Fakta-fakta Ilmiah Jamur 'Zombie' Cordyceps

ADVERTISEMENT

Eureka!

Fakta-fakta Ilmiah Jamur 'Zombie' Cordyceps

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 31 Jan 2023 16:27 WIB
Eureka! Serangan Zombie
Foto: detikcom
Jakarta -

Sejak penayangan film The Last of Us, jamur Cordyceps menjadi viral. Dalam serial yang tayang di HBO itu, jamur Cordyseps disebut bisa menginfeksi manusia menjadi zombie. Benarkah jamur cordyceps berbahaya?

Cordyceps adalah salah satu genus jamur. Ilmuwan biologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Profesor Rosichon Ubaidillah MPhil, PhD, menyebut, ada ratusan spesies Cordyceps, salah satunya adalah Ophiocordyceps unilateralis, parasit yang bisa menginfeksi serangga.

Jamur ini memang bisa mengubah semut menjadi inang zombie, dan inangnya tersebut akan dikontrol untuk melakukan segalanya, mulai dari bunuh diri hingga menyebarkan spora jamur parasit kepada semut lainnya.

Jangan khawatir, jamur ini tak menginfeksi manusia, tetapi memang bisa berbahaya bagi serangga seperti semut. Karena itu pula, Ophiocordyceps unilateralis disebut zombie pada semut.

"Jamur Ophiocordyceps unilateralis memerlukan inang semut untuk menyelesaikan siklus hidupnya dan menyebarkan spora untuk menyerang semut lain dengan cepat dalam 3-9 hari agar semut yang terinfeksi menjadi zombie," kata kata Rosichon saat live Eureka! Serangan Zombie, Senin (30/1/2023) malam.

Proses menjadi zombie

Ia kemudian menjelaskan proses Ophiocordyceps unilateralis mengubah semut menjadi zombie (zombieing). Setelah terinfeksi, sel jamur di kepala semut akan melepaskan senyawa kimia ke sistem saraf pusat semut dan mengubah sistem syaraf otak semut.

"Ini menyebabkan semut berperilaku aneh, meninggalkan koloninya, memanjat tanaman, dan menancapkan rahangnya pada daun atau ranting sebelum mati. Kemudian pada kepala atau badannya tumbuh miselia atau tangkai dan melepas spora untuk menginfeksi semut lain di sekitarnya," urainya.

Ada dua senyawa kimia pada Ophiocordyceps, yaitu Asam Guanidinobutyric (GBA) dan Sphingosine. Kedua senyawa ini kemungkinan terlibat dalam 'menciptakan' zombie semut karena berperan dalam gangguan neurologis. GBA dan Sphingosine mengandung senyawa racun sejenis enterotoksin, aflatrem, dan senyawa beracun lainnya yang bisa mengubah perilaku.

Semut sebenarnya memiliki semacam sistem kekebalan sosial. Namun ternyata, Ophiocordyceps tidak mampu dikenali oleh anggota koloni semut sehingga tetap berada di dalam kelompok dan membahayakan semut lain dalam kelompok tersebut.

"Kekebalan dalam koloni itu setiap anggota koloni yang sakit akan ditarik ke luar dibuang dari koloni agar tidak menularkan ke anggota lainnya. Berdasarkan penelitian terbaru semut yang terinfeksi Ophiocordyceps tidak bisa dikenali oleh anggota koloninya, jadi dia tetap saja menyebar spora kemana-mana," jelasnya.

Potensi jamur Cordyceps untuk obat

Jamur Cordyceps tidak melulu buruk dan menyeramkan sebagai parasit zombie. Keluarganya yang lain spesies, punya potensi bisa dimanfaatkan di bidang biologi untuk pengendalian hama dalam pertanian atau biological control.

Ada juga jenis lain dari jamur Cordyseps, salah satunya Cordyceps sinensis yang dikembangkan sebagai obat. Cordyceps sinensis ditemukan memiliki sitotoksisitas pada sel kanker, artinya dapat membunuh sel kanker dan mencegah pembelahan dan pertumbuhan sel kanker lebih lanjut.

Lalu di tahun 2020, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (sekarang BRIN) menguji Cordyceps militaris untuk immunomodulator melawan COVID-19. Jamur Cordyceps disebut memiliki kekuatan untuk memperbaiki sejumlah masalah kesehatan, dan telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional China dan Tibet untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti gangguan pernapasan, hingga menjaga daya tahan tubuh.

"Mohon maaf saya tidak bisa menjelaskan. (Cordyceps militaris sebagai obat COVID-19) bisa ditanyakan ke kawan-kawan di bagian itu. Tapi pada intinya, di Indonesia banyak sekali spesies yang belum diteliti. Ini merupakan kesempatan yang bagus karena Indonesia di bawah garis Khatulistiwa sangat kaya akan mikroba yang berpotensi untuk obat-obatan, termasuk obat COVID, kanker, dan sebagainya," katanya.



Simak Video "Mungkinkah Parasit Zombie Pada Hewan Menginfeksi Manusia?"
[Gambas:Video 20detik]
(rns/fay)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT