5 Eksperimen Tergila atas Nama Sains, Kejam Banget!
Hide Ads

5 Eksperimen Tergila atas Nama Sains, Kejam Banget!

Aisyah Kamaliah, Aisyah Kamaliah - detikInet
Rabu, 22 Feb 2023 18:20 WIB
Warning Sign isolated on clean blue sky
5 ekperimen tergila atas nama sains yang melanggar HAM. Foto: ilustrasi/thinkstock
Jakarta -

Eksperimen dibutuhkan untuk mencapai pengetahuan lebih tentang suatu objek dan subjek. Akan tetapi, ada sejumlah eksperimen gila yang dilakukan 'atas nama sains' dan tentu saja mendapatkann kecaman dari berbagai pihak.

Eksperimen-eksperimen itu melanggar secara etis dan disebut sebagai yang terparah sepanjang sejarah. Melansir Live Science, berikut ini lima di antaranya.

1. Memisahkan triplets

Antara 1960 dan 1970-an, psikolog klinis Peter Neubauer melakukan eksperimen rahasia memisahkan kembar dua dan kembar tiga, membuat mereka dibesarkan dengan keluarga yang berbeda. David Kellman, salah satu dari kembar tiga, baru mengetahui hal ini 20 tahun kemudian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami kemalingan 20 tahun untuk bersama," ujarnya marah.

Yang menambah kesedihan Kellman, kembarannya, Edward Galland, meninggal dunia pada 1995 karena bunuh diri. Ditambah, Peter Neubauer dan Viola Bernard yang menjalankan studi ini tidak menunjukkan rasa bersalah dan malah berkata bahwa yang mereka lakukan demi kebaikan anak-anak. Tujuannya, agar anak kembar bisa mengembangkan kepribadian mereka masing-masing.

ADVERTISEMENT

Studi ini tidak bisa dipublikasikan -- sudah bisa ditebak karena penelitian ini terlalu kejam -- setidaknya sampai tahun 2066.

2. Eksperimen Nazi

Nazi menggunakan tahanan untuk menguji pengobatan penyakit menular dan perang kimia. Yang lainnya dipaksa masuk ke dalam suhu beku dan ruang bertekanan rendah untuk eksperimen penerbangan. Tahanan yang tak terhitung jumlahnya menjadi sasaran prosedur sterilisasi eksperimental. Belum lagi ibu menyusui dan anaknya, bayi-bayi tidak bersalah disiksa dan akhirnya disuntik dengan dosis morfin yang mematikan.

Beberapa dokter yang bertanggung jawab atas kekejaman ini kemudian diadili sebagai penjahat perang, tetapi Josef Mengele yang bertanggung jawab atas penelitian gila ini melarikan diri ke Amerika Selatan. Dia meninggal di Brasil pada tahun 1979, karena serangan jantung. Seperti karma buruk untuknya, tahun-tahun terakhirnya hidup dihantui kesepian dan depresi.

3. Japan's Unit 731

Di sepanjang 1930 hingga 1940-an, Kekaisaran Jepang melakukan perang biologis dan 'uji coba' medis ke warga sipil yang ada di China. Bentuk kekejamannya sangat beragam, mulai menginfeksi sumur dengan kolera, tifus, hingga kutu, sampai penyiksaan pada tahanan. Tahanan dipaksa digiring dalam cuaca dingin, guna menentukan pengobatan terbaik untuk radang dingin.

Tak sampai di situ, sejumlah mantan anggota unit tersebut juga bersaksi adanya pemberian gas beracun dan siksaan dimasukkan ke ruangan bertekanan tinggi. Bahkan, tahanan juga ada yang dibedah dalam keadaan sadar.

4. Uji coba bedah pada budak

J. Marion Sims dikenal sebagai dokter ahli kandungan yang sering melakukan eksperimen. Sayangnya, sebagiannya sangat kontroversial karena memperlakukan manusia tanpa rasa kemanusiaan.

Salah satunya adalah riset fistu7la vesiko-vagina. Riset dilakukan pada wanita dengan fistula yaitu robekan antara vagina dan kandung kemih.

Korban yang merupakan budak wanita jadi sering mengompol dan ditolak masyarakat. Sims juga melakukannya tanpa anestesi, sebagian karena anestesi baru ditemukan. Pada 1857, Sims menganggap risetnya tidak cukup menyakitkan untuk dianggap bersalah.

Akhirnya pada 1993 seorang profesor Universitas Alabama pada Journal of Medical Ethics mengatakan, Sims memanipulasi perbudakan untuk eksperimen manusia. Riset yang merugikan para objeknya tidak bisa dibenarkan dengan alasan apa pun.

5. Riset Tuskegee

Menurut CDC Amerika Serikat, pada 1932 Layanan Kesehatan Masyarakat AS membuat penelitian tentang efek sifilis yang tidak diobati. Riset melibatkan 399 pria berkulit hitam di Alabama dengan 201 di antaranya dalam kondisi sehat.

Para responden bahkan tidak mengetahui dilibatkan dalam riset terkait penyakit sifillis. Mereka hanya diberi tahu sedang dirawat karena darah yang buruk, tidak diberi obat bahkan saat penisilin digunakan sebagai terapi sifilis pada 1947.

Sampai suatu ketika, di tahun 1972, sebuah surat kabar mengekspos hal ini dan menyebutkan bahwa para pejabat menutupi kasus tersebut. Riset gila ini menjadi studi terburuk yang pernah dilakukan manusia sepanjang sejarah.

Halaman 2 dari 2
(ask/ask)