Balon misterius milik China, yang diduga adalah perangkat mata-mata atau pengintai. telah ditembak jatuh Amerika Serikat di lepas pantai Carolina Selatan. Ukurannya ternyata sangat besar.
Balon tersebut terlihat di wilayah AS beberapa hari lalu. Pihak China menyebut bahwa balon tersebut adalah alat pengamatan cuaca atau meteorologi, dan mereka menyesalkan telah nyasar ke wilayah AS tanpa disengaja.
Dikutip detikINET dari BBC, Selasa (7/2/2023) menurut pejabat AS, tinggi balon itu sekitar 60 meter atau setara gedung 12-15 lantai. Balon ini menampung muatan seukuran pesawat. Seorang pejabat pertahanan AS mengatakan ukuran dan susunan objek itu menghasilkan keputusan untuk tidak menembaknya saat berada di darat.
"Bayangkan puing-puing besar dengan berat ratusan bahkan ribuan kg jatuh dari langit," kata Jenderal Glen VanHerck. Saat ini, pihak AS masih bekerja mengumpulkan puing yang berserakan di lepas pantai Carolina Selatan.
Sisa-sisa balon telah dikumpulkan dari area berukuran sekitar 1.500 m kali 1.500 m, tetapi diperkirakan puing-puing tersebar di mana-mana, di area yang jauh lebih besar.
Tidak ada rencana untuk mengembalikan sisa balon itu ke China, melainkan akan dianalisis oleh para ahli intelijen. Sejumlah kapal spesialis telah dikerahkan ke daerah tersebut, termasuk kapal survei oseanografi yang menggunakan sonar dan cara lain untuk memetakan puing.
Jenderal VanHerck menambahkan AS masih bekerja untuk menentukan apakah ada bahan berbahaya di puing-puing itu, seperti bahan peledak atau komponen baterai.
China sendiri menuduh AS sembarangan saat menembak balon itu. China menilai AS bereaksi berlebihan dan melanggar semangat hukum internasional.
Adapun AS yakin balon itu digunakan untuk memantau situs militer yang sensitif. Laksamana Mike Mullen, menolak anggapan China bahwa balon itu mungkin telah melenceng. "Ini bukan kecelakaan. Ini disengaja. Itu intelijen," tambahnya.
Di zaman satelit saat ini, balon pengintai - yang biasanya dilengkapi dengan peralatan pencitraan berteknologi tinggi yang mengarah ke bawah, rupanya menawarkan pemantauan jarak dekat.
Iain Boyd, profesor Ilmu Teknik Dirgantara di University of Colorado Boulder, mengatakan balon semacam itu terkadang dibiarkan terbang dan berkeliaran mengikuti pola cuaca tetapi dapat dilengkapi dengan peralatan pemandu untuk mengontrol jalurnya.