Pesawat Yeti Airlines jatuh tepat sebelum mendarat di kota Pokhara, Nepal, pintu gerbang ke area pendakian di Himalaya, usai perjalanan 27 menit dari Kathmandu. Setidaknya 69 dari 72 penumpang dipastikan tewas.
Kondisi cuaca saat kecelakaan dilaporkan baik, angin sepoi-sepoi, langit cerah, dan suhu jauh di atas titik beku. Lalu, apa yang mungkin menyebabkan jatuhnya pesawat ATR 72? Berikut beberapa teori yang dikutip detikINET dari Associated Press.
Teori pesawat mengalami stall dan human error
Rekaman video HP dari darat menunjukkan saat terakhir sebelum pesawat jatuh di ngarai, sekitar 1,6 kilometer dari Bandara Internasional Pokhara yang baru dibuka. Hidung pesawat terlihat tinggi sebelum sayap kiri tiba-tiba anjlok dan pesawat jatuh. Itu menunjukkan kemungkinan stall, menurut pilot berpengalaman India, Amit Singh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Stall adalah istilah di mana pesawat kehilangan kekuatan untuk mengangkat. "Daya angkat yang dihasilkan tak cukup menopang pesawat dalam penerbangan dan sayap jatuh, pesawat menukik," katanya.
Profesor Ron Bartsch, pakar keselamatan dari Avlaw Aviation Consulting Australia, mengatakan hal senada bahwa pesawat itu kemungkinan mengalami stall. "Saya pikir pesawat itu mengalami stall aerodinamis. Kemungkinan karena kesalahan pilot," katanya.
Masalah di pesawat
Pesawat ATR-72 yang celaka itu rilis akhir 1980-an oleh perusahaan patungan Prancis dan Italia. Walau terlibat beberapa kecelakaan mematikan, ATR-72 umumnya memiliki rekam jejak sangat baik. Tentu tak menutup kemungkinan pesawat ini yang jadi biang keladinya.
Alat perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit telah ditemukan di lokasi kecelakaan, tetapi masih perlu dianalisis dengan hati-hati. "Faktor manusia jadi elemen yang dilihat penyelidik untuk melihat apa ada pelatihan tepat atau tidak. Tapi biasanya pesawat tidak jatuh begitu saja dari langit, terutama pesawat modern." kata Bartsch.
Baca juga: Turbulensi di Pesawat Berbahaya atau Tidak? |
Ada kemungkinan beberapa jenis kegagalan teknis di instrumen pesawat memberikan data tidak tepat kepada pilot. Akan tetapi seharusnya jika pelatihannya tepat, masih bisa dikendalikan oleh pilot. "Para pilot harus dilatih menangani kegagalan teknis," katanya.
Halaman selanjutnya, topografi kawasan yang berbahaya>>>