Dari Satu Ratu, Tawon Raksasa Asia Invasi Eropa!

Dari Satu Ratu, Tawon Raksasa Asia Invasi Eropa!

ADVERTISEMENT

Dari Satu Ratu, Tawon Raksasa Asia Invasi Eropa!

Aisyah Kamaliah - detikInet
Rabu, 04 Jan 2023 16:00 WIB
Asian giant hornets from Japan are shown in a display case at the Washington state Department of Agriculture, Monday, May 4, 2020, in Olympia, Wash. The insect, which has been found in Washington state, is the worlds largest hornet, and has been dubbed the
Dari satu ratu, tawon raksasa Asia invasi daratan Eropa. Foto: AP/Ted S. Warren
Jakarta -

Invasi tawon raksasa Asia melanda tanah Eropa. Berawal hanya dari satu ratu, mendadak jumlahnya menjadi semakin banyak dan melonjak!

Analisis genetik telah mengungkapkan serangan mereka yang cepat dan meluas di seluruh wilayah barat kemungkinan besar disebabkan oleh hanya satu tawon yang berpindah dari China ke Prancis pada tahun 2004.

Ahli zoologi University College Cork Eileen Dillane dan timnya menganalisis tiga gen dari kedatangan lebah Asia pertama yang tercatat di Irlandia pada April 2021, dan membandingkannya dengan urutan tawon yang ditemukan di seluruh daratan Eropa. Semua gen adalah gen mitokondria, yang diturunkan sepanjang garis betina.

"Pekerjaan sebelumnya telah menunjukkan bahwa tawon Asia di Eropa tampaknya memiliki garis keturunan genetik yang sama, berdasarkan studi gen tunggal. Kami melangkah lebih jauh dan melihat dua gen tambahan yang akan lebih sensitif dalam mendeteksi variasi dalam populasi invasif," jelas Dilane.

"Hasil kami, bersama dengan kelompok lain, menunjukkan bahwa seluruh populasi V. velutina di Eropa, yang sekarang berpotensi berjumlah jutaan individu, adalah keturunan dari satu ratu kawin yang tiba dari China sekitar 15-20 tahun yang lalu," tim menulis di kertas mereka.

Di Asia Tenggara yang menjadi asalnya, tawon raksasa Asia memangsa lebah madu Asia. Namun lebah madu Asia memiliki kemampuan defensif yang kuat sehingga tidak mudah untuk memangsanya. Sayangnya, lebah madu Eropa tidak memiliki perilaku defensif ini, menjadikan mereka sasaran empuk bagi tawon raksasa Asia.

Tawon raksasa Asia memiliki sengatan yang tidak menyenangkan sehingga beberapa orang mungkin memiliki reaksi alergi. Namun untungnya mereka tidak agresif terhadap manusia, tidak seperti tawon Eropa.

Dari penelitian, tim mencatat keanekaragaman genetik yang sangat rendah dalam populasi Eropa V. velutina dapat memberikan potensi untuk pengendalian biologis. Sayangnya, para peneliti juga memperingatkan perubahan iklim kemungkinan akan meningkatkan ancaman invasi yang lebih kuat di masa depan. Penelitian mereka dipublikasikan di Journal of Hymenoptera sebagaimana mengutip dari Science Alert.



Simak Video "Soroti Surat Penangkapan Putin, Biden: Dia Melakukan Kejahatan Perang"
[Gambas:Video 20detik]
(ask/ask)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT