Pesawat Challenger yang Meledak 30 Tahun Lalu Ditemukan di Dasar Laut
Hide Ads

Pesawat Challenger yang Meledak 30 Tahun Lalu Ditemukan di Dasar Laut

Rachmatunnisa - detikInet
Sabtu, 12 Nov 2022 07:13 WIB
35 tahun lalu, pesawat ulang alik atau space shuttle Challenger meledak setelah beberapa saat mengudara. Peristiwa mengerikan itu menewaskan 7 orang astonotnya.
Pesawat Challenger yang Meledak 30 Tahun Lalu Ditemukan di Dasar Laut. Foto: Getty
Jakarta -

Sebagian besar tubuh pesawat luar angkasa Challenger yang meledak tiga dekade lalu, ditemukan terkubur di pasir di dasar laut Atlantik. Kennedy Space Center NASA mengumumkan penemuan itu Kamis (11/11).

"Ini adalah salah satu bagian terbesar dari Challenger yang pernah ditemukan dalam 36 tahun sejak kecelakaan terjadi," kata Michael Ciannilli, manajer NASA yang bertanggung jawab atas penemuan sisa-sisa pesawat ulang-alik yang hilang, Challenger dan Columbia.

"Saat pertama kali mendengarnya, rasanya seperti kembali ke tahun 1986," kata Ciannilli seperti dikutip dari Cnet.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para penyelam untuk kru dokumenter TV, pertama kali melihat potongan-potongan pesawat itu pada Maret lalu saat mencari puing-puing pesawat Perang Dunia II.

NASA baru-baru ini memverifikasi melalui video bahwa potongan itu adalah bagian dari pesawat Challenger yang meledak tak lama setelah lepas landas pada 28 Januari 1986. Semua tujuh orang di dalamnya tewas, termasuk guru sekolah pertama yang menuju ruang angkasa, Christa McAuliffe.

ADVERTISEMENT

Sisanya berukuran lebih dari 4,5 x 4,5 meter, atau kemungkinan lebih besar, karena sebagian tertutup pasir. Keberadaan ubin termal persegi membuat tim makin yakin bahwa puing-puing ini berasal dari perut pesawat ulang-alik.

Fragmen itu tetap berada di dasar laut tak jauh dari pantai Florida dekat Cape Canaveral, saat NASA menentukan langkah pencarian. Dengan demikian, temuan itu tetap menjadi milik pemerintah AS.

Ciannilli mengatakan, keluarga dari ketujuh anggota awak Challenger telah diberitahu mengenai penemuan ini sebelum diumumkan ke publik. Dan channel tayangan dokumenter History rencananya akan merinci penemuan itu pada 22 November.




(rns/rns)