Muncul Warna Pink di Langit Australia, Dikira Invasi Alien hingga Tanda Kiamat
Hide Ads

Muncul Warna Pink di Langit Australia, Dikira Invasi Alien hingga Tanda Kiamat

Rachmatunnisa - detikInet
Minggu, 24 Jul 2022 14:10 WIB
Langit merah
Muncul Warna Pink di Langit Australia, Dikira Invasi Alien hingga Tanda Kiamat. Foto: Instagram @desert_2_sea via Reuters
Jakarta -

Cahaya merah muda misterius menerangi langit di atas kota Mildura di Australia pada Rabu (20/7), membuat penduduk bertanya-tanya apakah mereka menyaksikan invasi alien, cahaya utara salah tempat, atau semacam suar Matahari.

Dikutip dari Washington Post, penduduk lokal Tammy Szumowski dan keluarganya mengira dunia mungkin akan segera berakhir. Mereka berpikir langit pink yang mereka saksikan adalah pertanda kiamat.

"Saya berkata 'Apa ini?', sangat aneh cahaya merah muda yang tampak di langit ini. Saya mencoba untuk tidak panik karena saya membawa bersama istri dan anak-anak di dalam mobil," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sedang dalam perjalanan pulang dan hari sudah gelap, lalu saya melihat cahaya merah muda yang sangat tidak biasa, cukup besar. Saya pikir itu sangat aneh. Pikiran pertama saya, pasti ada alasan logis di balik peristiwa ini," kata Anne Webster, anggota parlemen yang mewakili daerah itu di Parlemen Australia.

Faktanya, cahaya merah muda itu memancar dari fasilitas ganja medis di pinggiran Mildura. Pancaran warna pink di langit secara tidak sengaja mengungkap lokasi fasilitas ini yang sebelumnya dirahasiakan.

ADVERTISEMENT

Saat kejadian, fasilitas tersebut sedang menguji lampu LED sehingga memantul ke langit malam yang mendung dan menciptakan pemandangan supernatural yang menakutkan sekaligus menghibur kota dengan 56 ribu penduduk itu.

Saat penjaga keamanan fasilitas menyelidiki sumber cahaya merah muda, dia menyadari bahwa kemunculannya menarik perhatian di sekitar Mildura yang berjarak sekitar 340 mil barat laut Melbourne.

"Dia keluar pada malam hari dan melihat cahaya, dan dia melihat beberapa kendaraan berhenti untuk melihat dari mana asalnya," kata Peter Crock, kepala eksekutif Cann Group, perusahaan penelitian dan produksi ganja di belakang fasilitas tersebut.

Mereka biasanya menggunakan tirai peredam cahaya untuk menyembunyikan lampu LED spektrum merah yang digunakan untuk mendorong pertumbuhan tanaman ganja.

Tetapi di hari saat kejadian, tirai dibiarkan terbuka untuk sementara waktu, sehingga mengirimkan sinyal yang terlihat bermil-mil di sekitar fasilitas yang terletak di negara bagian Victoria bagian tenggara.

Untuk diketahui, pada 2016, Australia melegalkan penanaman, penelitian, dan pembuatan ganja medis. Saat ini, sekitar 70 ribu orang Australia beralih ke mariyuana medis untuk mendapatkan bantuan, menghasilkan perkiraan pendapatan USD160 juta pada tahun 2021, menurut Fresh Leaf Analytics, sebuah perusahaan riset pasar ganja.

Menurut sebuah studi tahun 2022 yang diterbitkan dalam jurnal Frontiers of Pharmacology, warga Australia menggunakan ganja medis terutama untuk mengobati rasa sakit, kecemasan, dan masalah tidur.

Dalam dua tahun terakhir, resep pengobata menggunakan ganja telah melonjak. Sebuah penelitian menyebut hal itu berkaitan dengan beban kesehatan mental akibat diberlakukannya berbagai pembatasan (lockdown) karena situasi pandemi COVID-19.

Australia adalah negara yang memberlakukan pembatasan paling ketat di dunia sebelum bisa memvaksinasi 95% populasi orang dewasanya.

Sementara itu, fasilitas di Mildura, yang dibangun di lokasi bekas pabrik jus, memanen batch pertamanya awal bulan ini. Mildura dikenal sebagai produsen anggur utama, memasok kilang anggur di seluruh wilayah. Tetapi usahanya dalam produksi ganja adalah sesuatu yang baru.




(rns/rns)