Sukses Panen Cabai, Astronaut Kini Tanam Selada di Luar Angkasa
Hide Ads

Sukses Panen Cabai, Astronaut Kini Tanam Selada di Luar Angkasa

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 25 Mar 2022 05:46 WIB
Selada luar angkasa
Foto: Space.com
Jakarta -

Setelah sukses memanen cabai, para astronaut di Stasiun Luar Angkasa (ISS) kini sedang berusaha menumbuhkan selada. Sayuran ini dapat membantu asupan gizi astronaut dan menjaga kesehatan tulang mereka.

Penelitian menunjukkan, astronaut dapat kehilangan sekitar 1% massa tulang per bulan yang mereka habiskan di luar angkasa. Selain dampak gaya berat mikro pada tulang, berada di luar angkasa dapat mempengaruhi gen yang mempengaruhi kesehatan tulang.

Itu sebabnya, astronaut melakukan latihan khusus untuk membantu mengurangi efek ini. Dalam sebuah studi baru, para peneliti dari University of California, Davis (UC Davis) menciptakan galur eksperimental selada yang menghasilkan obat yang mengandung fragmen peptida hormon paratiroid manusia (PTH). PTH secara alami diproduksi oleh kelenjar paratiroid dan membantu merangsang pertumbuhan tulang, di antara fungsi lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Para peneliti berpikir bahwa jenis baru 'selada luar angkasa' ini dapat membantu para astronaut mempertahankan kepadatan tulang mereka saat berada di luar angkasa. Studi baru ini dipresentasikan pada pertemuan American Chemical Society. Menurut para peneliti, pemberian PTH untuk mengobati keropos tulang mungkin tidak bekerja dengan baik untuk perjalanan yang lebih lama, seperti misi ke Mars.

Obat yang mengandung PTH, yang biasanya dipakai pada orang dengan kadar hormon rendah dalam tubuhnya untuk meningkatkan kalsium dalam darah, biasanya diberikan melalui suntikan. Namun, suntikan ini tidak akan menjadi solusi jangka panjang yang ideal untuk misi jangka panjang ke tujuan yang jauh seperti Mars.

ADVERTISEMENT

Dikutip dari Space.com, Jumat (25/2/2022) astronaut bisa mendapatkan PTH dengan menanam dan memakan selada ini. Para astronaut di ISS telah menanam dua jenis selada dan jenis sayuran lainnya seperti sawi, lobak, dan cabai melalui eksperimen Veggie and Advanced Plant Habitat.

"Astronaut dapat membawa benih transgenik yang sangat kecil, hingga beberapa ribu benih dalam botol seukuran ibu jari. Benih ini kemudian bisa ditumbuhkan seperti selada biasa," kata penulis studi Somen Nandi, engineer kimia di UC Davis.

Selada bersifat transgenik karena mengandung gen dari organisme lain, gen yang mengkode PTH manusia. Untuk mengembangkan strain selada yang mengandung PTH, tim peneliti menyuntik tanaman selada dengan bakteri yang dikenal sebagai Agrobacterium tumefaciens, yang mentransfer gen yang dibutuhkan tanaman untuk menghasilkan PTH.

Mereka juga mentransfer gen ke tanaman yang memungkinkannya menghasilkan 'ekor' antibodi manusia, protein pelawan penyakit dalam sistem kekebalan. Bagian antibodi ini, yang disebut domain fragmen yang dapat dikristalkan (Fc), digunakan karena para peneliti berpikir itu akan membuat hormon lebih stabil dan lebih mudah diproses tubuh.

Para peneliti menemukan bahwa selada yang mereka hasilkan mengandung 10-12 miligram PTH-Fc per kilogram selada segar. Untuk mendapatkan PTH yang cukup dari selada untuk mempertahankan kepadatan tulang mereka, astronaut harus makan sekitar delapan cangkir salad berukuran besar per hari.

"Mungkin ada cara untuk meningkatkan jumlah hormon pada tanaman, sehingga astronaut tidak perlu makan selada sebanyak-banyaknya," kata para peneliti.

Saat ini mereka sedang menjajaki galur tanaman selada mana yang mereka hasilkan yang memiliki kadar PTH-Fc tertinggi. Tim juga diperkirakan perlu melakukan banyak pengujian tambahan pada selada sebelum astronaut dapat tumbuh dan memakannya di luar angkasa.

Misalnya, dengan melakukan tes pada model hewan dan menjalankan uji klinis pada manusia untuk menguji seberapa efektif selada dapat mengobati keropos tulang.

Sebagai bagian dari penelitian ini, para peneliti tidak mencicipi selada karena belum diuji keamanannya. Selain itu, tim perlu meminta astronaut menumbuhkannya di ISS untuk melihat apakah tanaman selada mengandung jumlah PTH-Fc yang sama ketika ditanam di luar angkasa seperti di Bumi.

Selada ini bisa memiliki dampak berharga di luar angkasa kata para peneliti. Mereka memperkirakan bahwa selada pada akhirnya dapat digunakan oleh orang-orang di Bumi yang tidak mendapatkan nutrisi yang cukup dan berisiko terkena osteoporosis, yang menempatkan orang pada peningkatan risiko patah tulang.

Selain itu, tim mengatakan bahwa metode yang sama dapat digunakan dengan obat lain, untuk memberikan cara yang efektif dan efisien bagi astronaut untuk menjaga kesehatan mereka di lingkungan seperti di ISS.




(rns/fay)