Ini Dia Jenis-jenis Kamera untuk Berburu Foto Hantu
Hide Ads

Eureka!

Ini Dia Jenis-jenis Kamera untuk Berburu Foto Hantu

Rachmatunnisa - detikInet
Rabu, 23 Feb 2022 22:35 WIB
Jakarta -

Berdasarkan penjelasan ilmiah, makhluk astral dapat ditangkap oleh kamera. Makhluk astral, pada dasarnya memiliki pencitraan yang hampir serupa dengan inframerah.

Hal ini diungkap Mickey Oxcygentri, Founder Ghost Photography Community (GPC) saat live streaming Eureka! dengan tema "Fotografi Hantu", Senin (21/2). Disebutkan Mickey, sinar inframerah tak dapat dilihat langsung oleh mata manusia, tapi kamera dapat menangkap pancaran cahaya tersebut. Itu sebabnya, kamera mampu menangkap wujud makhluk gaib ini lebih detail.

Di antara kalian yang tertarik tertarik mendalami fotografi hantu, mungkin ada yang bertanya, perlukah kamera dengan spesifikasi khusus untuk bisa menangkap penampakan makhluk halus? Ternyata, dengan kamera HP sudah ideal digunakan sebagai senjata untuk berburu foto hantu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Paling ideal itu kamera digital, dan HP termasuk kamera digital. Kamera HP akan melambat ketika minim cahaya, karena yang kita gunakan memang kecepatan lambat," kata Mickey.

Pria yang juga berprofesi sebagai dosen fotografi di Universitas Singaperbangsa Karawang ini juga menyebutkan kita juga bisa pakai kamera DSLR. Kelebihannya, kamera DSLR punya resolusi tinggi. Namun ketika kita pindah lokasi, kamera DSLR mengharuskan kita mengganti lagi pengaturan kamera.

ADVERTISEMENT

"Jadi (kamera) HP itu paling ideal buat bisa menangkap sosok astral. Yang penting kamera digital," ujarnya.

Dia menambahkan, yang lebih bagus lagi sebenarnya adalah kamera thermal. Namun kamera thermal pun punya kelemahan tidak bisa menangkap sosok wujud penampakan.

"(Kamera thermal) nggak bisa menangkap sosok wujudnya, hanya menangkap gelombang suhu. Karena kan thermal itu untuk memang untuk mengukur suhu," jelasnya.

Mickey juga bercerita, sebelum memulai perburuan, tak ada ritual khusus yang dilakukan komunitasnya di GPC, karena mereka adalah komunitas berbasis ilmiah. Biasanya, 15-30 orang mengikuti kegiatan ini. Namun yang benar-benar masuk ke dalam lokasi dan melakukan perburuan foto hantu dibatasi hanya tiga orang, sedangkan sisanya berbagi tugas, misalnya ada yang bertugas menjaga di luar lokasi agar tidak terjadi gangguan.

Tidak semua anggota GPC berani melakukan perburuan ini. Menariknya, anggota yang penakut justru dibutuhkan agar hantu dapat muncul dan tertangkap kamera. Menurut Mickey, makhluk astral menangkap energi dari orang yang penakut sehingga memancing mereka muncul.

"Biasanya, kalau anggota yang penakut ini kepikiran sosok kuntilanak, nanti yang muncul di kamera juga itu (kuntilanak). Pola pikir si fotografer sudah otomatis terpengaruhi suasana. Hantu itu menangkap energi takut dari fotografer dan menampakkan wujudnya. Makanya semua foto yang kita tangkap itu sebetulnya bukan wujud asli mereka," tutupnya.

Mickey menegaskan sosok hantu sebenarnya adalah jin. Namun dia berteori, penampakan wujud hantu akan mengikuti sugesti dari gelombang otak atau brainwave manusia yang melihatnya.

(rns/fay)