MIS-C yang merupakan singkatan dari Multisystem Inflammatory Syndrome atau sindrom inflamasi multisistem pada anak, adalah komplikasi dari COVID-19. MIS-C memiliki gejala yang bervariasi serta mempengaruhi beberapa organ dan sistem dalam tubuh.
Dikutip dari situs CDC, Rabu (19/1/2022) MIS sendiri merupakan kondisi langka namun serius yang terkait dengan COVID-19 di mana berbagai bagian tubuh meradang, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata, atau organ pencernaan. MIS dapat mempengaruhi anak-anak (MIS-C) maupun orang dewasa (MIS-A).
MIS-C dan MIS-A serupa dalam banyak hal. Namun, MIS-C lebih umum daripada MIS-A. Beberapa anak penderita MIS-C ada yang mengalami sindrom syok toksik atau penyakit Kawasaki, di mana arteri koroner membesar atau membentuk aneurisma.
Penyebab
Penyebab MIS-C belum sepenuhnya dipahami. Namun beberapa peneliti menduga, MIS-C disebabkan oleh respons imun yang tertunda terhadap virus Corona.
Lambat laun, hal ini menyebabkan peradangan yang merusak organ. Selain itu, antibodi yang dibuat oleh tubuh anak-anak terhadap virus juga bisa memicu penyaki ini. Ada juga dugaan bahwa MIS-C bisa disebabkan oleh faktor genetik.
Gejala MIS-C
Gejala MIS-C berbeda-beda pada setiap anak. Namun, gejala utama yang harus diwaspadai adalah demam terus-menerus, yang berlangsung lebih dari 24 jam. Penyait ini juga bisa membuat anak tampak lelah dan lesu, ruam, mata merah, sakit perut, muntah, diare, atau kehilangan nafsu makan atau tidak minum. Berikut beberapa gejala umum MIS-C:
- Demam yang berlangsung 24 jam atau lebih
- Muntah
- Diare
- Sakit di perut
- Ruam kulit
- Merasa sangat lelah
- Detak jantung cepat
- Napas cepat
- Mata merah
- Kemerahan atau bengkak pada bibir dan lidah
- Kemerahan atau bengkak pada tangan atau kaki
- Sakit kepala, pusing atau pusing
- Kelenjar getah bening membesar.
Baca juga: Apakah Habis Vaksin Boleh Minum Es? |
Selanjutnya: Penanganan dan Pencegahan Kondisi MIS-C >>>
(rns/fay)