Benarkah Ada Super Immunity COVID-19 di Indonesia?
Hide Ads

Benarkah Ada Super Immunity COVID-19 di Indonesia?

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 06 Jan 2022 16:46 WIB
Jumlah Kasus Omicron di Indonesia ada 47 Kasus, Ini 3 Faktanya
Benarkah Ada Super Immunity COVID-19 di Indonesia? Foto: BBC Magazine
Jakarta -

Indonesia sempat mengalami lonjakan kasus COVID-19 pada Juli 2021 akibat merebaknya varian Delta. Namun, setelah puncak infeksi tersebut, perlahan kasus COVID-19 turun dan semakin terkendali. Apakah ini disebabkan adanya super immunity COVID-19 di Indonesia?

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengungkap survei serologi yang menjadi salah satu penyebab turunnya kasus COVID-19 setelah dihantam gelombang kedua pada kuartal II-2021.

Berdasarkan survei tersebut, mayoritas penduduk Indonesia, sebanyak 86,6% populasi di daerah yang disurvei telah memiliki antibodi SARS-CoV-2 yang baik akibat infeksi sebelumnya atau karena vaksinasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Survei serologi di 100 kabupaten/kota di sebagian wilayah aglomerasi maupun non aglomerasi sepanjang November dan Desember 2021 menunjukkan mayoritas penduduk Indonesia, sebanyak 86,6% populasi yang daerahnya disurvei, telah memiliki antibodi SAR-CoV-2 baik akibat terinfeksi sebelumnya atau karena vaksinasi dan 73,2% populasi dari daerah yang disurvei ternyata memiliki antibodi SAR-CoV-2 padahal belum pernah terdeteksi positif maupun divaksinasi COVID-19," ujar Wiku dalam konferensi pers digital, dikutip Kamis (6/1/2022).

Survei serologi dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, dan tim peneliti dari beberapa perguruan tinggi di Indonesia, menggunakan tes darah, serum atau plasma warga untuk melihat keberadaan antibodi SARS-CoV-2. Keberadaan antibodi menandakan seseorang pernah terinfeksi COVID-19 atau telah mendapatkan vaksin.

ADVERTISEMENT

Sebelumnya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan berdasarkan data yang ada, saat ini titer antibodi cukup tinggi di masyarakat.

"Ini diperkirakan karena adanya masyarakat yang terinfeksi varian Delta tetapi juga kemudian mendapatkan vaksinasi. Jadi apa yang disebut sebagai super immunity, itu kemungkinan yang terjadi," ujarnya.

Namun perlu diingat, meski dikatakan titer antibodi tinggi di masyarakat, kita tetap tidak boleh lengah. Penerapan protokol kesehatan 5M harus tetap dijalankan untuk mencegah terjadinya lonjakan kasus baru.

Langkah pencegahan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas harus selalu dilakukan, dan masyarakat juga harus segera divaksinasi.




(rns/fay)