Jenny Harris selaku CEO lembaga kesehatan Inggris, UK Health Security Agency, memberi peringatan akan ancaman varian Omicron. Ia menyebut mutasi baru virus Corona ini mungkin saja menghadirkan ancaman paling signifikan sejak awal pandemi Corona.
"Contohnya, angka yang kami lihat di data dalam beberapa hari ke depan akan cukup pesat dibandingkan dengan rata-rata pertumbuhan yang kita saksikan di varian sebelumnya," kata dia seperti dikutip detikINET dari CNBC.
"Kami masih banyak mempelajari varian ini, keparahannya dan apakah hal itu bisa menjadi penyakit yang berat, harus masuk rumah sakit dan kematian. Kita memang masih di tahap terlalu awal tentang itu," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Inggris memang mencatatkan pertumbuhan kasus Omicron yang semakin tinggi. Pada hari Rabu kemarin waktu setempat, angka infeksi mencapai 78.610 yang merupakan rekor tertinggi.
Menjelang musim liburan akhir tahun, bisa jadi jumlahnya kian melambung dan menjadi varian dominan. Sebagai antisipasi, Inggris berusaha memberikan vaksin booster kepada sebanyak mungkin warga.
Sejauh ini, angka kematian tetap rendah dan penelitian awal menyebut Omicron tidak lebih parah dari strain Covid yang lain. Namun pakar kesehatan memperingatkan jika angka infeksi menjadi sangat tinggi, kemungkinan dapat membuat sistem kesehatan kembali kewalahan.
"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi. Namun pada saat ini indikasinya varian ini bisa sama besar atau lebih besar dari gelombang sebelumnya. Jadi kami mempersiapkan diri untuk itu," sebut Harris.
Sejak kemunculan Omicron, ilmuwan berupaya mencari tahu dari mana asal mula varian baru virus Corona ini, bagaimana caranya menginfeksi tubuh, dan sejumlah hal lain. Beberapa ilmuwan memiliki teori alternatif yang menyebut Omicron kemungkinan berevolusi di tubuh hewan.
Halaman selanjutnya, mencari asal usul Omicron>>>
Simak Video 'Varian Omicron Mendominasi Kasus Covid-19 di Inggris':
Teorinya mengatakan beberapa jenis hewan, terutama hewan pengerat, terinfeksi virus SARS-CoV-2 sekitar pertengahan 2020. Pada spesies baru ini, virus berevolusi, mengumpulkan sekitar 50 mutasi pada protein lonjakan (spike protein) sebelum menyebar kembali ke manusia.
Kristian Andersen, seorang ahli imunologi di Scripps Research Institute, termasuk di antara mereka yang mengemukakan gagasan bahwa Omicron mungkin muncul dari peristiwa zoonosis terbalik.
Untuk diketahui, peristiwa zoonosis adalah ketika patogen hewan mulai menginfeksi dan menyebar di antara manusia. Zoonosis terbalik adalah ketika virus tersebut masuk kembali ke spesies hewan.
"Saya tahu bahwa kebanyakan orang berpikir bahwa ini (berasal dari) individu dengan gangguan kekebalan, dan saya pikir itu masuk akal. Tetapi sejujurnya, saya benar-benar berpikir zoonosis terbalik ini diikuti oleh zoonosis baru, tampaknya lebih mungkin terjadi mengingat bukti yang tersedia dan mutasi itu sendiri, karena beberapa di antaranya sangat tidak biasa," kata Andersen seperti dikutip dari Stat News.