Bumi masih belum aman dari ancaman asteroid. Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan meluncurkan misi terbaru, tujuannya untuk menangkis dari hantaman asteroid tersebut.
Melalui Double Asteroid Redirection Test (DART), NASA ingin mengubah arah orbit asteroid agar tidak sampai jatuh ke Bumi.
Kekhawatiran ilmuwan terhadap asteroid bukan tanpa sebab. Mereka mengambil hikmah atas kejadian era dinosaurus sekitar 66 juta tahun lalu yang musnah gara-gara dampak hantaman asteroid.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ngeri! Asteroid Dekati Bumi Tak Terdeteksi |
NASA menyakini misi DART ini menjadi pertahanan planet aktif, setidaknya untuk menangkis tabrakan antara asteroid dan Bumi.
"Jika ada asteroid yang menjadi ancaman bagi Bumi, Anda pasti ingin melakukannya teknik ini bertahun-tahun atau puluhan tahun sebelumnya," ujar Nancy Chabot, ilmuwan planet dan kepala koordinasi DART, seperti dikutip dari Space, Minggu (7/11/2021).
"Anda hanya akan memberikan dorongan kecil pada asteroid ini, yang akan menambah perubahan besar pada posisinya di masa depan, kemudian asteroid dan Bumi tidak akan bertabrakan," sambungnya.
DART adalah pesawat ruang angkasa dengan tugas menabrakkan diri ke asteroid kecil yang mengorbit asteroid yang lebih besar. Harapannya, dampak dari tabrakan tersebut dapat mengubah jalur asteroid besar agar tidak menghantam Bumi.
Sejauh ini, NASA mengidentifikasi lebih dari 27 ribu asteroid dekat Bumi, 10 ribu di antaranya berukuran lebih dari 140 meter. Ukuran tersebut mampu menyebabkan kerusakan regional yang besar.
DART dijadwalkan meluncur pada 24 November mendatang dari Vandenberg Space Force Base, California, AS. Misi senilai USD 330 juta itu akan dibantu roket SpaceX, Falcon 9.
"Asteroid itu rumit, berbeda, memiliki batu besar. Ada bagian berbatu, tapi ada yang halus. Asteroid ini juga bentuknya aneh, segala macam ada di sana. Itu mengapa kita perlu DART," pungkasnya.
(agt/rns)