Matematika seringkali menghadirkan permasalahan yang sulit dipecahkan. Bahkan 'angka baru' terkadang harus diciptakan, contohnya bilangan imajiner.
Saking ruwetnya, orang-orang sering diajari bahwa akar kuadrat dari bilangan negatif adalah 'doesn't exist' alias 'tidak ada', dan ini juga dipercayai oleh para ahli matematika lama.
Ketika akar-akar ini muncul dalam persamaan kubik, masalahnya hanya diberi label 'impossible' atau 'tidak mungkin'. Sering terjadi, ilmuwan gagal menyelesaikan jawaban dari pertanyaan yang kemudian, nantinya akan ada pemecah yang akan melanjutkan perjuangan sang ahli untuk menemukan jawabannya, sebagaimana melansir IFL Science.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun pada tahun 1572, seorang ahli bernama Rafael Bombelli membuat terobosan. 'Bagaimana jika, kita hanya mau pura-pura bahwa akar kuadrat dari bilangan negatif ini tidak ada? Apa yang terjadi jika kita membiarkannya dan menyelesaikan persamaan? Apakah kita mendapatkan jawaban? Lebih penting lagi -- apakah kita mendapatkan jawaban yang benar?', kira-kira seperti itu pertanyaan yang terlintas di benaknya.
Pertaruhannya membuahkan hasil. Bombelli tidak hanya menemukan cara menyelesaikan persamaan kubik, tetapi dia juga menemukan apa yang sekarang kita kenal sebagai bilangan imajiner.
"Schrödinger memasukkan akar kuadrat dari minus satu ke dalam persamaan, dan tiba-tiba menjadi masuk akal ... persamaan Schrödinger menjelaskan dengan benar semua yang kita ketahui tentang perilaku atom. Ini adalah dasar dari semua kimia dan sebagian besar fisika. Dan akar kuadrat dari minus satu berarti bahwa alam bekerja dengan bilangan kompleks dan bukan dengan bilangan riil," ujar fisikawan legendaris Freeman Dyson, yang dikutip dalam video di YouTube Veritasium.
Dengan begitu, tak menutup kemungkinan bahwa mungkin, suatu hari nanti, seseorang akan menemukan angka baru untuk menjawab permasalahan matematika yang belum terpecahkan hingga sekarang. Bisa jadi orangnya adalah Anda, detikers. Bisa jadi.
(ask/afr)