China dilaporkan mengembangkan persenjataan canggih di luar angkasa dan bikin khawatir Amerika Serikat. Beberapa waktu lalu, China disebut menjajal rudal hipersonik nuklir yang mampu mengelilingi Bumi sebelum melesat ke target. Kini ada lagi satelit yang disebut berbahaya.
Seperti dikutip detikINET dari Asia Times, China baru saja menerbangkan satelit bernama Shijian 21 yang kegunaannya adalah untuk mengontrol sampah antariksa. Akan tetapi Amerika menduga satelit ini bisa pula digunakan untuk menghancurkan satelit lain.
Perusahaan milik negara, China Aerospace Science and Technology Corp, menyatakan satelit itu bukan senjata. "Ia ditugaskan untuk mendemonstrasikan teknologi untuk mengurangi dan menetralisir sampah luar angkasa," sebut mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data dari militer AS menyebut Shijian 21 berada di ketinggian 35 ribu di atas Bumi. Komandan US Space Command, Jenderal James Dickinson, pada April silam mencurigai bahwa satelit tersebut sebenarnya adalah upaya China untuk mencapai superioritas di angkasa dan bisa digunakan untuk menghancurkan satelit lain.
"Salah satu obyek yang menonjol adalah satelit China dengan lengan robotika ini, Shijian. Teknologi lengan robotika di angkasa ini bisa dipakai dalam sistem masa depan untuk menangkap satelit lain," sebutnya ketika itu.
Satelit tersebut cikal bakalnya sudah ada di tahun 2013. Memang ia berbeda dari satelit pada umumnya, karena dapat menjepit obyek lain dengan lengan robotnya tersebut.
"Teknologi lengan robotika ini punya dua kegunaan memang, dan pasti kebanyakan akan dimanfaatkan sebagai senjata untuk menangkap atau menghancurkan satelit musuh. Ini dengan kuat mengindikasikan bahwa China berniat untuk memiliterisasi antariksa," kata Vinayak Bhat, pakar dari India.
Berbagai macam perkembangan itu membuat AS semakin waspada, terutama soal rudal hipersonik. Jenderal top militer Amerika Serikat (AS), Jenderal Mark Milley, memberikan konfirmasi resmi pertama dari AS soal uji coba senjata hipersonik China. Milley juga menyebut uji coba itu 'sangat mengkhawatirkan'.
"Apa yang kita lihat adalah peristiwa yang sangat signifikan dari uji coba sebuah sistem senjata hipersonik. Dan itu sangat mengkhawatirkan," ucap Milley yang menjabat Kepala Staf Gabungan AS kepada televisi Bloomberg.
(fyk/afr)