Kapan Air Tanah Akan Habis?
Hide Ads

Kapan Air Tanah Akan Habis?

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 11 Okt 2021 22:37 WIB
Pemprov DKI Jakarta tengah menyiapkan regulasi terkait pengendalian penggunaan air tanah. Hal ini guna mencegah penurunan tanah Ibu Kota.
Kapan Air Tanah Akan Habis? Foto ilustrasi: Grandyos Zafna
Jakarta -

Seiring meningkatnya suhu dan kekeringan mengeringkan sungai dan mencairkan gletser gunung, orang semakin bergantung pada air di bawah kaki mereka. Iya, air tanah yang biasa orang-orang di sebagian belahan dunia, termasuk di Indonesia, ambil untuk mencuci baju, minum dan lain sebagainya. Masalahnya, sampai kapan ini bisa bertahan?

Sumber daya air tanah saat ini memasok air minum ke hampir setengah populasi dunia dan sekitar 40% air digunakan untuk irigasi secara global. Sebagian besar air yang tersimpan di bawah tanah telah ada di dalam selama beberapa dekade, dan sebagian besar telah tersimpan selama ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan tahun. Air tanah yang lebih tua cenderung berada jauh di bawah tanah, di mana ia kurang mudah terpengaruh oleh kondisi permukaan seperti kekeringan dan polusi.

Saat sumur yang lebih dangkal mengering di bawah tekanan pembangunan perkotaan, pertumbuhan penduduk, dan perubahan iklim, air tanah lama menjadi semakin penting.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Apakah ada perbedaan rasa?

Tentu ada perbedaan rasa ketika meminum anggur berusia 40 tahun dibandingkan dengan anggur yang berusia baru 5 tahun. Begitu juga air. Air yang telah berada di bawah tanah selama seribu tahun juga bisa terasa berbeda. Air ini melepaskan bahan kimia alami dari batuan sekitarnya sehingga mengubah kandungan mineralnya.

Beberapa kontaminan alami yang terkait dengan usia air tanah - seperti lithium yang meningkatkan suasana hati - dapat memiliki efek positif. Kontaminan lain, seperti besi dan mangan, dapat mengganggu.

ADVERTISEMENT

Air tanah yang lebih tua juga terkadang terlalu asin untuk diminum jika diambil tanpa perawatan yang mahal. Masalah ini biasa dialami orang-orang yang tinggal di dekat pantai sebagaimana melansir Science Alert, Senin (11/10/2021). Pemompaan berlebih menciptakan ruang yang dapat menarik air laut ke akuifer dan mencemari persediaan air minum.

Perlu dicatat, air tanah 'purba' membutuhkan waktu ribuan tahun untuk terisi kembali secara alami. Ketika terjadi kekeringan, ruang penyimpanan bawah tanah alami terkompresi saat kosong, sehingga tidak dapat diisi ulang ke kapasitas sebelumnya. Pemadatan ini pada gilirannya menyebabkan tanah di atas retak, melengkung dan tenggelam.

Namun, orang-orang saat ini mengebor sumur yang lebih dalam karena kekeringan menguras air permukaan dan pertanian lebih bergantung pada air tanah.

Seberapa lama air tanah mencukupi kehidupan manusia >>

Seberapa lama air tanah akan mencukupi kehidupan?

Air tanah mungkin tahan terhadap gelombang panas dan perubahan iklim, tetapi jika manusia menggunakan semuanya dengan serakah tanpa perhitungan, manusia bakal tertimpa masalah salah satunya turunnya permukaan tanah.

Selama ini, jawaban dari kekeringan adalah dengan bor tanah lebih dalam, lagi dan lagi. Namun jawaban itu tidak bisa digunakan secara riil karena kekhawatiran akan dampaknya bisa jauh lebih besar dari 'manfaatnya'.

Jawaban dari seberapa air tanah bisa bertahan adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan air ini dengan cara yang benar. Dengan pengelolaan yang salah, metode pengambilan air tanah menjadi tidak bisa dibenarkan. Mengingat butuh ribuan tahun untuk mengisi kembali air 'tua' ke dalam lapisan tanah terdalam, diperlukan peraturan yang bersinergi dengan pendapat para ahli untuk membuat manusia tetap bisa bertahan hidup memanfaatkan air tanah.

Upaya untuk menghemat penggunaan air juga harus dibiasakan sedari dini. Ingat, untuk anak cucu kita nanti.

Halaman 2 dari 2
(ask/fay)