Dampak pada kesehatan
Para ilmuwan mencari tahu dampak paparan mikroplastik pada tubuh manusia, terutama bayi. Berbagai jenis plastik dapat mengandung setidaknya 10.000 bahan kimia yang berbeda, seperempat di antaranya menjadi perhatian orang, menurut sebuah penelitian terbaru dari para peneliti di ETH ZΓΌrich di Swiss.
Aditif ini melayani semua jenis tujuan pembuatan plastik, seperti memberikan fleksibilitas, kekuatan ekstra, atau perlindungan dari paparan UV. Mikroplastik mungkin mengandung logam berat seperti timbal, tetapi mereka juga cenderung mengakumulasi logam berat dan polutan lainnya saat jatuh ke lingkungan sekitar. Mikroplastik juga dengan mudah menumbuhkan mikroba virus, bakteri, dan jamur, yang banyak di antaranya adalah patogen manusia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang menjadi perhatian khusus adalah kelas bahan kimia yang disebut bahan kimia pengganggu endokrin, atau EDC, yang mengganggu hormon dan telah dikaitkan dengan masalah reproduksi, neurologis, dan metabolisme, misalnya peningkatan obesitas. Bahan plastik terkenal bisphenol A, atau BPA, adalah salah satu EDC yang telah dikaitkan dengan berbagai jenis kanker.
"Kita harus khawatir karena EDC dalam mikroplastik telah terbukti terkait dengan beberapa hasil yang merugikan dalam penelitian pada manusia dan hewan. Beberapa mikroplastik mengandung bahan kimia yang dapat mengganggu fungsi normal sistem endokrin," kata Jodi Flaws, ahli toksikologi reproduksi di University of Illinois di Urbana-Champaign, yang memimpin studi tahun 2020 tentang plastik.
Bayi sangat rentan terhadap EDC, karena perkembangan tubuh mereka bergantung pada sistem endokrin yang sehat. "Saya sangat percaya bahwa bahan kimia ini mempengaruhi tahap awal kehidupan. Itu adalah periode yang rentan," sambungnya.
Penelitian baru ini menambah semakin banyak bukti bahwa bayi sangat terpapar mikroplastik. "Ini adalah makalah yang sangat menarik dengan beberapa angka yang sangat mengkhawatirkan," kata peneliti mikroplastik Universitas Strathclyde Deonie Allen, yang tidak terlibat dalam penelitian ini. "Kita perlu melihat semua yang terpapar pada anak, bukan hanya botol dan mainan mereka," sebutnya.
Karena bayi mengeluarkan mikroplastik di kotorannya, itu berarti usus bisa menyerap beberapa partikel, seperti menyerap nutrisi dari makanan. Ini dikenal sebagai translokasi: yaitu partikel yang sangat kecil mungkin melewati dinding usus dan berakhir di organ lain, termasuk otak.
Para peneliti sebenarnya telah mendemonstrasikan hal ini pada ikan mas dengan memberi mereka partikel plastik, yang ditranslokasikan melalui usus dan menuju ke kepala, di mana mereka menyebabkan kerusakan otak yang bermanifestasi sebagai masalah perilaku. Ikan dengan partikel plastik di otak mereka, diketahui kurang aktif dan makan lebih lambat.
Tapi itu dilakukan dengan konsentrasi partikel yang sangat tinggi, dan dalam spesies yang sama sekali berbeda. Sementara para ilmuwan tahu bahwa EDC adalah kabar buruk. Mereka belum tahu berapa tingkat paparan mikroplastik yang diperlukan untuk menyebabkan masalah pada tubuh manusia. "Kami membutuhkan lebih banyak penelitian untuk mengkonfirmasi dosis dan jenis bahan kimia dalam mikroplastik yang mengarah pada hasil yang merugikan tubuh," kata Flaws.
Sementara itu, peneliti mikroplastik mengatakan, kita bisa membatasi kontak anak-anak dengan partikel plastik, antara lain tidak menyiapkan susu formula dengan air panas dalam botol plastik, tetapi gunakan botol kaca dan pindahkan ke botol plastik setelah cairan mencapai suhu ruangan.
Selain itu, hindari pembungkus dan wadah plastik jika memungkinkan. Nyatanya, mikroplastik telah mencemari setiap aspek kehidupan kita. Jadi meskipun kita tidak akan pernah bisa menyingkirkannya, setidaknya kita dapat mengurangi paparan.