Penyebaran varian Alpha COVID-19 di Inggris dihasilkan dari perubahan biologis pada virus dan diperparah oleh peningkatan sejumlah besar orang terinfeksi membawa varian tersebut ke beberapa wilayah Inggris. Para ahli menyebutnya sebagai peristiwa super-seeding atau 'penyemaian super'.
Hasil analisis filologis terbesar yang pernah dilakukan, yang diterbitkan di jurnal Science, memetakan penyebaran varian ini dari asalnya di Kent dan Greater London pada November 2020 ke seluruh wilayah kecuali Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara pada 19 Januari 2021.
Penulis utama studi Dr Moritz Kraemer dan Branco Weiss Research Fellow di Oxford's Department of Zoology mengatakan, pada awal Desember 2020, pusat penularan COVID-19 di Inggris bergeser dengan cepat dari Barat Laut dan Timur Laut ke London dan Tenggara, saat varian Alpha berlangsung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat orang-orang melakukan perjalanan dari London dan Tenggara ke daerah lain di Inggris, mereka 'menyemai' rantai transmisi varian baru. Ini berlanjut sebagai peristiwa 'penyemaian super' secara nasional dan tidak melambat hingga awal Januari," kata Kraemer dikutip dari Science Daily, Selasa (27/7/2021).
"Meski perjalanan dibatasi dan setelah pembatasan perjalanan diperkenalkan pada 20 Desember, terdapat pertumbuhan eksponensial lanjutan dalam kasus varian Alpha," sambungnya.
Penyebaran cepat varian Alpha di seluruh Inggris menyebabkan laporan awal menyebutkan bahwa varian ini bisa sampai 80% lebih menular daripada strain aslinya.
Mobilitas penduduk berdampak signifikan
Studi ini menunjukkan mobilitas secara signifikan mempengaruhi penyebaran virus dan tingkat pertumbuhan awal. Para peneliti menyoroti perlunya ahli epidemiologi untuk bekerja sama dengan ahli virologi dan ahli genetika dengan cepat untuk membuat perkiraan penularan yang akurat untuk varian baru.
Profesor Oliver Pybus, peneliti utama dari Oxford Martin Program on Pandemic Genomics, menjelaskan, perkiraan penularan Alpha dibandingkan strain sebelumnya pada awalnya 80%, tetapi menurun seiring waktu.
"Kami menemukan kemunculan Alpha adalah kombinasi dari perubahan genetik virus dan epidemiologi sementara. Faktor gelombang awal ekspor varian Alpha ke tempat-tempat di Inggris dengan tingkat infeksi yang rendah, dari wabah besar-besaran di Kent dan Greater London, menjelaskan mengapa pada awalnya virus ini menyebar begitu cepat," ujarnya.
"Varian Alpha memang mengandung perubahan genetik yang membuatnya lebih mudah menular. Kemungkinan varian Alpha 30% hingga 40% lebih mudah menular daripada strain awal. Dan perkiraan awal lebih tinggi karena kami tidak tahu seberapa parah pertumbuhannya. Yang terpenting, karena semakin banyak varian muncul dan menyebar di negara-negara lain di seluruh dunia, kita harus berhati-hati untuk memperhitungkan fenomena ini ketika mengevaluasi transmisibilitas intrinsik varian baru," urainya.
Kemungkinan terjadi pada varian Delta
Dr Kraemer menyimpulkan, ketika varian baru muncul, mereka memperkirakan varian tersebut akan menyebar secara signifikan sebelum pembatasan perjalanan diberlakukan. Hal ini juga yang mungkin terjadi pada varian Delta.
Mengingat skala wabahnya saat ini, tampaknya Inggris sekarang menjadi "eksportir" utama varian Delta di seluruh Eropa dan beberapa bagian lain dunia.
Baca juga: Lengkap, 11 Nama Varian Virus Corona Baru |
"Inggris telah memutuskan untuk melonggarkan pembatasannya karena tingkat vaksinasi kami yang tinggi dan keyakinan bahwa kami telah melindungi orang-orang yang paling rentan di masyarakat. Tapi hal serupa tidak terjadi di sebagian besar negara lain," ujarnya.
"Varian Delta dapat memulai proses ini lagi di tempat lain. Kami menyoroti kebutuhan mendesak untuk distribusi vaksin yang lebih cepat dan adil di seluruh dunia," tutupnya.
(rns/fay)