Asal muasal virus Corona belum dapat dipastikan sampai saat ini. Kebanyakan ilmuwan sepakat COVID-19 berasal dari alam, sebagian yakin laboratorium Wuhan adalah dalangnya. Teori kebocoran dari lab pun getol diinvestigasi oleh Amerika Serikat dan negara lain seperti Inggris.
Dalam kolom berjudul 'A virus, theories of origin, and a place for science', profesor di University of Hong Kong, Thomas Abraham, memperingatkan bahwa pelacakan asal usul virus sebaiknya tidak dipolitisir karena hal itu menjadi kendala untuk menemukannya.
"Polarisasi dalam politik hanya akan menciptakan lebih banyak halangan untuk menemukan jawaban yang jelas tentang sumber SARS-CoV-2" tulisnya, seperti dikutip detikINET dari CGTN.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, hipotesis bahwa virus Corona bocor atau dibuat di Wuhan Institute of Virology digemari oleh mereka yang merasa China harus bertanggungjawab terhadap pandemi Corona, namun demikian buktinya sama sekali belum ada berdasarkan sains.
Kerja sama dari China memang sangat diperlukan untuk benar-benar melacak darimana asal Virus Corona. "Namun agar hal ini terjadi, politisasi harus dikesampingkan dan harus ada ruang yang diciptakan bagi sains untuk melakukannya," sebutnya.
China sepertinya enggan WIV diselidiki lebih lanjut dan terus menuding Amerika sengaja menyebarkan teori itu karena alasan politis. Menurut Thomas, negara seperti India pun rasanya tidak akan berkenan jika laboratoriumnya diobrak-abrik untuk melacak suatu virus. Apalagi WHO juga sudah menyatakan virus Corona kemungkinan besar berasal dari alam. Dengan kata lain, China sepertinya jadi defensif karena terus menerus dituduh..
Sejauh ini, sama sekali belum ada bukti bahwa virus Corona berasal dari lab Wuhan. Namun demikian, beberapa pihak menilai investigasi memang perlu dilakukan.
"Tidak mungkin untuk menyatakan apakah evolusi terakhir (COVID-19) terjadi di sebuah laboratorium atau bertempat di alam," cetus profesor Stanford dan ahli mikrobiologi, David Relman.
David menyebut hipotesis kebocoran dari lab benar-benar kemungkinan yang masuk akal. Apalagi lab Wuhan menyimpan banyak jenis virus Corona dari kelelawar, termasuk yang ditemukan di gua itu.
"Mereka tidak hanya mempelajari virus tersebut. Mereka sebenarnya mengumpulkan sampel dari alam dalam jumlah terbesar dan keragaman yang terbesar pula dari tempat manapun di Bumi ini," katanya baru-baru ini.
(fyk/fyk)