Negara G-7 Setuju untuk Tetapkan Standar Sampah Antariksa
Hide Ads

Negara G-7 Setuju untuk Tetapkan Standar Sampah Antariksa

Rachmatunnisa - detikInet
Kamis, 17 Jun 2021 08:23 WIB
Upaya bersih-bersih sampah antariksa di orbit Bumi
Negara G-7 Setuju untuk Tetapkan Standar Sampah Antariksa. Foto: BBC Karangan Khas
Jakarta -

Sampah antariksa menjadi salah satu agenda pada KTT Pemimpin G-7 di Cornwall, Inggris. Negara-negara G-7 sepakat untuk menjadikan masalah ini sebagai prioritas untuk memastikan penggunaan ruang angkasa yang berkelanjutan di masa depan.

Delegasi dari Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, AS, Inggris, dan Uni Eropa, setuju untuk fokus pada pengembangan standar umum operasi berkelanjutan serta manajemen dan koordinasi lalu lintas ruang angkasa.

Dikutip dari Space.com, mereka juga meminta negara-negara lain untuk mengikuti Pedoman Keberlanjutan Jangka Panjang Perserikatan Bangsa-Bangsa yang menguraikan praktik terbaik dalam penggunaan antariksa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada kebutuhan mendesak untuk menstabilkan operasional luar angkasa global. Kita harus membuktikan aktivitas masa depan sekarang untuk menghadirkan lingkungan luar angkasa yang aman, terjamin, dan berkelanjutan untuk masa depan. Saya menyambut baik komitmen yang jelas dari para pemimpin G-7 untuk menempatkan keberlanjutan ruang angkasa di jantung agenda politik," kata Direktur PBB untuk Urusan Luar Angkasa Simonetta Di Pippo.

Untuk diketahui, masalah puing-puing luar angkasa semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir bagi komunitas antariksa internasional. Menurut badan antariksa Eropa ESA, ada sekitar 34.000 potongan puing antariksa berukuran lebih dari 10 cm, 900.000 fragmen berukuran 1-10 cm, dan 128 juta objek seukuran 1 milimeter hingga 1 cm yang saat ini mengorbit Bumi.

ADVERTISEMENT

Masing-masing benda ini meluncur tanpa kendali melalui ruang angkasa dengan kecepatan 28.000 kilometer per jam, sehingga menimbulkan bahaya serius bagi keselamatan satelit yang berfungsi.

Masalah ini akan diperburuk dengan munculnya megakonstelasi seperti Starlink SpaceX, yang memperkenalkan puluhan ribu satelit tambahan ke dalam lingkungan orbit yang sudah berantakan.

"Karena orbit planet kita adalah lingkungan yang rapuh dan berharga yang semakin padat, yang harus dijaga bersama oleh semua negara, kami setuju untuk memperkuat upaya kami untuk memastikan penggunaan ruang yang berkelanjutan untuk kepentingan dan kepentingan semua orang dan semua negara," kata negara-negara G-7 dalam pernyataannya.

"Kami berkomitmen pada penggunaan ruang angkasa yang aman dan berkelanjutan untuk mendukung ambisi umat manusia sekarang dan di masa depan, dan mengenali bahaya yang semakin besar dari puing-puing ruang angkasa dan meningkatnya kemacetan di orbit Bumi," tegas mereka.




(rns/rns)