Matahari Made In China, Diklaim Lebih Panas dari Matahari Asli

Rachmatunnisa - detikInet
Jumat, 11 Jun 2021 05:45 WIB
Mengenal Matahari Buatan China, Suhunya Lebih Panas dari Matahari Asli. (Foto: Xinhua/Zhang Chaoqun)
Jakarta -

China mengumumkan reaktor fusi nuklir Eksperimental Advanced Superconducting Tokamak (EAST) berhasil mencapai suhu 120 juta derajat celcius selama 101 detik. Selama 20 detik berikutnya, Matahari buatan itu berhasil mencapai suhu puncak 160 juta derajat celcius.

Para peneliti yang menguji EAST menyebutkan, suhu 160 derajat celcius yang berhasil dicapainya, sepuluh kali lebih panas daripada Matahari asli.

Jadi, apa itu Matahari buatan China?

EAST sejatinya adalah perangkat penelitian eksperimental fusi nuklir canggih yang terletak di Institute of Plasma Physics of the Chinese Academy of Sciences (ASIPP) di Hefei, China. Demikian dilansir dari Indian Express, Jumat (11/6/2021).

Tujuan penciptaan Matahari buatan adalah untuk meniru proses fusi nuklir yang merupakan reaksi yang sama yang menggerakkan Matahari sungguhan. EAST adalah salah satu dari tiga fusi nuklir domestik utama yang saat ini dioperasikan di seluruh negeri.

Selain EAST, China saat ini juga mengoperasikan reaktor HL-2A serta J-TEXT. Pada Desember 2020, HL-2M Tokamak, perangkat penelitian eksperimental fusi nuklir terbesar dan tercanggih di China, berhasil dihidupkan untuk pertama kalinya. Ini menandai tonggak penting dalam pertumbuhan kemampuan penelitian tenaga nuklir negara tersebut.

Sejak pertama kali beroperasi pada tahun 2006, EAST telah mencatat beberapa rekor untuk durasi ketahanan plasma yang sangat panas. Proyek EAST merupakan bagian dari fasilitas International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER) yang akan menjadi reaktor fusi nuklir terbesar di dunia ketika mulai beroperasi pada tahun 2035. Proyek ini mencakup kontribusi dari beberapa negara, antara lain India, Korea Selatan, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat.

Bagaimana cara kerja Matahari buatan EAST?

Perangkat EAST dirancang untuk meniru proses fusi nuklir yang dilakukan oleh Matahari dan bintang. Fusi nuklir adalah proses di mana energi tingkat tinggi dihasilkan tanpa menghasilkan limbah dalam jumlah besar. Sebelumnya, energi dihasilkan melalui fisi nuklir, sebuah proses di mana inti atom berat dipecah menjadi dua atau lebih inti atom yang lebih ringan.

Sementara fisi adalah proses yang lebih mudah untuk dilakukan, menghasilkan jauh lebih banyak limbah nuklir. Tidak seperti fisi, fusi diklaim tidak menghasilkan gas rumah kaca dan dianggap sebagai proses yang lebih aman dengan risiko kecelakaan lebih rendah. Jika teknologi ini berhasil dikuasai, fusi nuklir berpotensi memberikan energi bersih tanpa batas dan biaya yang sangat rendah.

Agar fusi nuklir terjadi, panas dan tekanan yang luar biasa diterapkan pada atom hidrogen sehingga mereka menyatu. Inti deuterium dan tritium --keduanya ada dalam hidrogen-- dibuat untuk melebur bersama untuk menciptakan inti helium dan neutron bersama dengan banyak energi.

Bahan bakar dipanaskan hingga suhu lebih dari 150 juta derajat celcius sehingga membentuk 'sup' plasma panas berisi partikel subatom. Dengan bantuan medan magnet yang kuat, plasma dijauhkan dari dinding reaktor untuk memastikan plasma tidak mendingin dan kehilangan potensinya untuk menghasilkan energi dalam jumlah besar.

Halaman selanjutnya: Kenapa rekor suhu terbaru dianggap penting...



Simak Video "Video: Potret Bagain Kutub Matahari Tertangkap Kamera Ilmuwan"


(rns/fay)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork