Asal Usul Virus Corona Masih Misterius, Ini Penjelasannya
Hide Ads

Asal Usul Virus Corona Masih Misterius, Ini Penjelasannya

Fino Yurio Kristo - detikInet
Kamis, 10 Jun 2021 06:45 WIB
Wuhan Instititure of Virology
Ilustrasi laboratorium penelitian virus. Foto: CCTV
Jakarta -

Asal muasal virus Corona masih misterius. Malah belakangan, Amerika Serikat dan beberapa negara lain ingin membuktikan kemungkinan virus ini bocor atau dibuat di laboratorium di China.

Kenapa teori virus Corona bocor dari lab muncul terus, padahal umumnya ilmuwan sepakat virus ini dari alam? Ternyata karena dalam kedua teori itu, belum ada bukti yang sangat kuat.

"Ilmuwan tidak punya cukup bukti tentang asal SARS-CoV-2 untuk mengesampingkan hipotesis kebocoran dari lab atau untuk membuktikan alternatif lain, bahwa virus ini asalnya dari alam," sebut jurnal ilmiah Nature yang dikutip detikINET.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak pakar penyakit menular setuju bahwa skenario terbesar virus Corona ini berkembang secara alami dan menyebar dari kelelawar, baik langsung menular ke manusia atau lewat hewan perantara. Kebanyakan penyakit menular 'melompat' dari alam, termasuk HIV, influenze, Ebola maupun SARS dan MERS.

"Periset punya beberapa petunjuk untuk mendukung asal muasal dari alam. Kelelawar diketahui sebagai pembawa coronavirus dan ilmuwan menentukan bahwa genom SARS-CoV-2 paling mirip dengan RATG13, virus Corona yangd ditemukan pertama di keelawar di Yunan di 2013.

ADVERTISEMENT

"Akan tetapi genom RATG13 hanya 96% identik dengan SARS-CoV-2, mengindikasikan jika keluarga virus Corona ini yang lebih dekat, yang menular ke manusia, tetap tidak diketahui," papar Nature.

"Tetap saja ada kemungkinan SARS-CoV-2 lolos dari lab. Meskipun tak pernah menyebabkan pandemi, ada wabah kecil seperti ini. Di 2004, dua periset terinfeksi oleh virus yang menyebabkan SARS di laboratorium Beijing yang mempelajari kasusnya. Mereka menyebarkannya ke tujuh orang lain sebelum dapat dikendalikan," sebut Nature.

Kecurigaan virus Corona berasal dari lab antara lain dipicu sudah satu setengah tahun keluarga terdekat virus itu belum juga ditemukan di hewan. Juga bahwa virus ini pertama kali terdeteksi di Wuhan, di mana ada Wuhan Institute of Virology. Akan tetapi memang belum ada bukti kuatnya.




(fyk/afr)