Terdapat 40% peluang bahwa suhu dunia akan mengalami peningkatan melebihi perkiraan, yang berpotensi menimbulkan cukup banyak bahaya bagi alam karena perubahan iklim. Angka peningkatan itu melampaui apa yang ingin dicegah dalam kesepakatan iklim Paris di tahun 2015 silam.
Dalam kesepakatan Paris itu, salah satu tujuannya adalah mencegah temperatur Bumi naik lebih tinggi lagi demi mencegah dampak terburuk pemanasan global.
Pada tahun silam, UN World Meteorological Organisation (WMO) menyebut ada 20% peluang batas suhu itu terlampaui dan kini angkanya lebih tinggi lagi. "Dunia menjadi lebih panas dari yang kami perkirakan," kata mereka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Temperatur lebih tinggi berarti lebih banyak es mencair, level air laut naik, lebih banyak gelombang panas dan cuaca ekstrem lain serta imbas lebih besar terhadap keamanan pangan, kesehatan, lingkungan," ujar Professor Petteri Taalas selaku sekjen WMO.
Seperti dikutip detikINET dari Sky News, Jumat (4/6/2021) dia pun menyarankan agar negara-negara di dunia meningkatkan komitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca dan mencapai netralitas karbon, mengantisipasi perubahan iklim.
Laporan WMO menyatakan setiap tahun dari sekarang sampai 2025, suhu dunia akan meningkat setidaknya 1 derajat Celcius. Diproyeksi pula bahwa ada 90% peluang salah satu tahun di masa depan itu akan mencetak suhu tertinggi.
Dengan demikian, ambang batas 1,5 derajat Celcius lebih tinggi dari masa pra industri bisa terlampaui. Saat ini saja, suhu dunia sudah lebih tinggi 1,2 derajat Celcius dari masa tersebut.
Untuk menjaga agar suhu tidak melebihi batas, perlu dilakukan usaha besar dalam menurunkan emisi karbon sampai separuh di tahun 2030 dan nol pada tahun 2050. Jika tidak, pemanasan global dan perubahan iklim akan mengakibatkan dampak negatif seperti cuaca makin ekstrem.
(fyk/fay)