Tardigrade, invertebrata mikroskopis yang juga dikenal sebagai beruang air dan babi lumut, ada di mana-mana secara global. Ia ditemukan di ekosistem darat dan air hampir di mana-mana karena makhluk kecil ini mampu bertahan dalam kondisi yang tidak masuk akal. Kamu dapat melakukan apa saja pada mereka mulai meletakkannya di suhu beku, tanpa oksigen, tekanan tinggi, ruang hampa udara, radiasi kosmik, dan bahkan dididihkan.
Ahli astrokimia Alejandra Traspas dan astrofisikawan Mark Burchell dari Kent University di Inggris, merancang eksperimen untuk mengetahui sejauh mana tardigrade dapat bertahan hidup, dikutip dari Science Alert, Jumat (21/5/2021).
Burchell berspesialisasi dalam dampak hipervelositas, dan departemennya memiliki senjata gas ringan. Senjata ini memakai bubuk mesiu dan gas ringan seperti hidrogen atau helium yang ditempatkan di bawah tekanan cepat. Alhasil senjata ini mencapai kecepatan hingga 8 km per detik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, peneliti memasukkan dua atau tiga individu Hypsibius dujardini, spesies tardigrade air tawar, masing-masing ke dalam sejumlah sabot nilon, yang dibekukan untuk menginduksi hibernasi makhluk itu. Sabot ini kemudian dimasukkan ke dalam pistol, dan ditembakkan ke samsak berisi pasir di ruang hampa dengan kecepatan dari 0,556 hingga 1,00 km per detik.
Baca juga: Hewan Terkuat di Bumi Ternyata Punya Saingan |
Samsak ini kemudian dituangkan ke dalam kolom air untuk mengisolasi tardigrade, yang dipisahkan dan diamati untuk menentukan berapa lama mereka bangkit dari keadaan tersebut. Waduh, waduh, kira-kira selamat tidak ya?
Tardigrade umumnya pulih setelah sekitar 8 atau 9 jam. Namun, tardigrade yang ditembakkan dengan kecepatan 825 meter per detik membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dan menunjukkan kerusakan internal. Kecepatan tertinggi berikutnya, 901 m per detik, mengakibatkan kerusakan parah.
"Dalam tembakan 0,825 km per detik, tardigrade bisa pulih secara utuh pasca tembakan, tetapi dalam tembakan berkecepatan tinggi hanya fragmen tardigrade yang ditemukan," tulis para peneliti dalam makalah mereka.
Peneliti beranggapan struktur kompleks yang mengalami kerusakan akibat peristiwa ini bukanlah hal yang mengejutkan tapi yang mengejutkan masih ada kemungkinan kelangsungan hidup walau sudah ada kerusakan internal. Peneliti menyarankan agar penelitian di masa depan melakukan pengamatan berkelanjutan terhadap tardigrade.
(ask/fay)