Rusia Cari 'Partikel Hantu' di Danau Terdalam Dunia
Hide Ads

Rusia Cari 'Partikel Hantu' di Danau Terdalam Dunia

Fino Yurio Kristo - detikInet
Jumat, 26 Mar 2021 07:30 WIB
Teleskop neutrinos
Teleskop pemburu neutrinos di danau Baikal. Foto: Russia Government Organization
Rusia -

Para ilmuwan Rusia mencari eksistensi sebuah partikel yang kerap dijuluki partikel 'hantu', yaitu neutrinos. Untuk itu, mereka baru saja menenggelamkan sebuah teleskop khusus ke danau Baikal, danau terdalam dunia yang berlokasi di Siberia selatan.

Dijuluki partikel hantu lantaran neutrinos hampir tidak memiliki massa dan tidak punya kandungan listrik. Padahal neutrinos ini sebenarnya ada di mana-mana, akan tetapi interaksinya dengan hal lain di sekitar begitu lemah sehingga amat sukar dideteksi.

Ya, neutrinos merupakan partikel yang paling melimpah di alam semesta. Sekitar 10 triliun di antaranya melewati badan manusia setiap detik. Namun seperti dikutip detikINET dari Space.com, partikel ini uniknya cenderung melewati materi tanpa terserap seperti partikel lain.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Itulah sebabnya ilmuwan mencarinya di bawah danau Baikal, yang kedalamannya mencapai 1.700 meter. Alat deteksi neutrinos biasanya dibangun di bawah tanah sehingga tidak ada gangguan radiasi dan lainnya.

Maka, air jernih dan terlindungi oleh lapisan es membuat danau Baikal dipandang tempat ideal untuk memburu neutrinos. Partikel ini memancarkan cahaya yang mungkin dapat terdeteksi oleh teleskop tersebut.

ADVERTISEMENT

Teleskop neutrino yang dikerahkan bernama Baikal-Gigaton Volume Detector. Ia masuk di kedalaman antara 0,7 sampai 1,3 kilometer di Danau Baikal. Penelitian neutrinos diharapkan dapat membuka wawasan tentang cara kerja alam semesta serta kekuatan misterius seperti materi gelap atau dark matter.

"Danau Baikal adalah satu-satunya danau di mana Anda bisa mengerahkan teleskop neutrino karena kedalamannya. Air segar penting, demikian pula dengan kejernihannya. Dan fakta adanya lapisan es selama dua setengah bulan juga penting," cetus Bair Shoibonov, salah satu ilmuwan yang terlibat dalam riset neutrinos ini.




(fyk/afr)