Setahun yang lalu, Christina Koch memecahkan rekor sebagai astronaut perempuan yang tinggal terlama di luar angkasa. Pada 6 Februari 2020, ia mendarat di Bumi setelah menghabiskan 328 hari di International Space Station (ISS).
Sebelum menjadi astronaut, hidup Koch tidak jauh-jauh dari sains dan teknologi. Sebagai lulusan teknik elektro, ia memulai kariernya di NASA Goddard Space Flight Center Laboratory for High Energy Astrophysics, seperti dikutip dari situs resmi NASA, Minggu (7/3/2021).
Saat bekerja di departemen luar angkasa di Johns Hopkins University Applied Physic Laboratory, Koch berkontribusi mengembangkan instrumen untuk mempelajari radiasi yang digunakan beberapa misi NASA, termasuk wahana antariksa Juno dan Van Allen. Ia juga sempat tinggal dan bekerja di Antartika selama beberapa tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada Juni 2013, Koch terpilih menjadi salah satu dari delapan anggota kelas astronaut NASA angkatan ke-21. Ia menjalani beragam latihan termasuk mempelajari sistem ISS, robotika, menerbangkan pesawat T-36 dan T-6, serta belajar bahasa Rusia.
Koch kemudian lulus dari pelatihan astronaut NASA pada tahun 2015. Ia harus menunggu beberapa tahun sebelum dipanggil untuk misi luar angkasa pertamanya ke ISS pada tahun 2018.
Pada 14 Maret 2019, Koch terbang ke ISS bersama astronaut NASA Nick Hague dan kosmonaut Rusia Alexey Ovchinin. Ketiganya merupakan anggota Expeditions 59 dan dijadwalkan kembali ke Bumi enam bulan setelah tiba di ISS.
Tapi masa tinggal Koch kemudian diperpanjang untuk mengumpulkan data tentang efek fisiologis yang terjadi saat perjalanan luar angkasa berdurasi panjang. Siapa sangka perpanjangan misi ini mengantarkannya menjadi astronaut perempuan yang tinggal terlama di luar angkasa.
Koch mengalahkan rekor sebelumnya yang dipegang oleh astronaut NASA lainnya Peggy Whitson. Whitson pertama kali mencetak rekor tersebut pada tahun 2017 setelah menghabiskan 289 hari di ISS.
Selama berada di ISS, Koch telah melakukan lebih dari 210 eksperimen sains. Selain itu, ia juga melakukan enam spacewalk atau perjalanan di antariksa yang totalnya berdurasi 42 jam dan 15 menit.
Pencapaian Koch tidak berhenti sampai di situ karena ia dan rekan astronautnya Jessica Meir menjadi tim astronaut pertama yang semuanya perempuan yang melakukan spacewalk di luar ISS. Koch dan Meir tiga kali berpasangan dalam spacewalk untuk memperbaiki komponen eksternal ISS.
Setelah menghabiskan hampir satu tahun di ISS dan menjadi anggota tim Expeditions 59, 60 dan 61, Koch kembali ke Bumi pada 6 Februari 2020 bersama dua rekannya, astronaut ESA Luca Parmitano dan kosmonaut Rusia Alexander Skvortsov.
Menggunakan kapsul Soyuz MS-13, ketiga astronaut mendarat di Dzhezkazgan, Kazahkstan. Begitu keluar dari kapsul, senyum lebar terlihat menghiasi wajah Koch karena bisa merasakan angin di Bumi setelah hampir setahun hidup di ISS.
"Bagi saya, penting untuk melihat orang-orang yang saya lihat sebagai cerminan diri saya, saat tumbuh dewasa, ketika saya membayangkan apa yang dapat saya lakukan dengan hidup saya dan apa impian saya," kata Koch dalam wawancara dari ISS sebelum ia kembali ke Bumi, seperti dikutip dari BBC.
"Untuk mungkin menjadi sumber inspirasi bagi orang lain adalah sebuah kehormatan," pungkasnya.
(vmp/fay)