AI Dipakai Identifikasi Obat untuk Lawan COVID-19
Hide Ads

AI Dipakai Identifikasi Obat untuk Lawan COVID-19

Rachmatunnisa - detikInet
Selasa, 16 Feb 2021 15:41 WIB
Virus Corona dilihat dari mikroskop
AI Dipakai Identifikasi Obat untuk Lawan COVID-19 (Foto: National Institute of Allergy and Infectious Diseases)
Jakarta -

Para ilmuwan menggunakan machine learning untuk menemukan obat yang sudah ada di pasaran agar juga bisa dipakai untuk melawan COVID-19 pada pasien lansia.

"Membuat obat baru membutuhkan waktu lama. Satu-satunya pilihan yang bijaksana adalah dengan menggunakan kembali obat-obatan yang ada," kata salah satu penulis studi ini, Caroline Uhler, ahli biologi komputasi di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Tim peneliti mencari pengobatan potensial dengan menganalisis perubahan ekspresi gen dalam sel paru-paru yang disebabkan oleh penyakit dan penuaan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Uhler mengatakan, kombinasi ini dapat membantu ahli medis menemukan obat untuk diuji pada orang tua. "Kita perlu melihat proses penuaan bersama dengan SARS-CoV-2, gen apa yang berada di persimpangan kedua jalur ini?," ujarnya seperti dikutip dari The Next Web, Selasa (16/2/2021).

Para peneliti berusaha menjawab pertanyaan ini melalui tiga tahapan. Pertama, mereka membuat daftar kandidat obat menggunakan autoencoder, sejenis jaringan saraf yang menemukan representasi data dengan cara yang tidak diawasi. Autoencoder menganalisis dua kumpulan data pola ekspresi gen untuk mengidentifikasi obat yang tampaknya melawan virus.

ADVERTISEMENT

Selanjutnya, para peneliti mempersempit daftar dengan memetakan interaksi protein yang terlibat dalam jalur penuaan dan infeksi. Mereka kemudian mengidentifikasi area yang tumpang tindih di antara dua pemetaan tersebut.

Ini akan menunjukkan jaringan ekspresi gen yang harus ditargetkan obat untuk melawan COVID-19 pada pasien yang lebih tua. Kemudian pada akhirnya, tim tersebut menggunakan algoritma statistik untuk menganalisis kausalitas dalam jaringan.

Cara ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi gen spesifik yang harus ditargetkan obat untuk meminimalkan dampak infeksi. Sistem tersebut menyoroti gen RIPK1 sebagai target yang menjanjikan untuk obat COVID-19. Para peneliti kemudian menemukan daftar obat yang disetujui yang bekerja pada RIPK1.

Beberapa di antaranya telah disetujui untuk mengobati kanker, sementara yang lain sudah diuji pada pasien COVID-19. Para peneliti mencatat bahwa percobaan in vitro dan uji klinis yang ketat masih diperlukan untuk menentukan kemanjurannya.

Tetapi mereka juga membayangkan bisa memperluas kerangka kerja menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) ke infeksi lain.

"Sementara ini kami menerapkan platform komputasi AI kami dalam konteks SARS-CoV-2, algoritma kami mengintegrasikan modalitas data yang tersedia untuk banyak penyakit, sehingga membuatnya dapat diterapkan secara luas," tutup mereka.




(rns/fay)