Babi merupakan salah hewan dengan tingkat inteligensi yang tinggi. Tapi siapa sangka mereka juga bisa dilatih dan jago memainkan game.
Studi yang diterbitkan di jurnal Frontiers of Psychology ini adalah puncak dari penelitian terhadap inteligensi babi yang dimulai pada tahun 1990-an. Makalah ini ditulis oleh peneliti dari Purdue University Candace Croney dan dosen psikologi dari Ohio State University Sarah Boysen.
Penelitian ini menyoroti dua ekor babi Yorkshire bernama Hamlet dan Omelet, serta dua babi mikro Panepinto bernama Ebony dan Ivory. Empat ekor babi ini dipelihara di Pennsylvania State University.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Babi-babi ini dilatih untuk memainkan game sederhana yang sebelumnya diciptakan untuk melatih simpanse dan monyet rhesus. Mereka belajar bagaimana mengoperasikan joystick menggunakan moncongnya untuk menggerakkan kursor komputer di layar.
Setelah berhasil mengarahkan kursor ke dinding, dispenser makanan yang terhubung dengan joystick secara otomatis akan mengeluarkan makanan untuk si babi, seperti dikutip dari Huffington Post, Minggu (14/2/2021).
Game ini memang sangat sederhana tapi memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, dan jumlah dinding yang ada di layar berkurang dari empat menjadi satu.
Keempat babi ini lama-lama semakin jago memainkan game tersebut, tapi performa mereka bervariasi pada tingkat kesulitan yang lebih tinggi. Contohnya Ivory yang memiliki tingkat akurasi 76% saat menabrak target satu dinding.
Meski bisa semakin jago, performa keempat babi ini masih kalah jika dibandingkan dengan simpanse dan monyet rhesus yang juga dilatih memainkan game menggunakan joystick. Ilmuwan mengira hal ini terjadi karena babi-babi tersebut harus menggerakkan joystick menggunakan moncongnya.
"Studi masa depan tentang kapasitas kognitif babi dan spesies domestik lainnya mungkin akan mendapatkan keuntungan dari penggunaan layar sentuh atau teknologi antarmuka komputer canggih lainnya," kata studi tersebut.
Walau melatih babi untuk memainkan game terdengar sebagai penelitian yang agak nyeleneh, Croney mengatakan tujuan utama penelitian ini adalah meningkatkan kesejahteraan hewan. Ke depannya, peneliti ingin melihat apakah babi bisa diajak berkomunikasi menggunakan simbol dan komputer.
"Bukan pencapaian kecil untuk hewan bisa memahami konsep bahwa perilaku yang mereka lakukan memiliki efek di tempat lain," kata Croney.
"Bahwa babi bisa melakukan ini pada tingkat apa pun seharusnya membuat kita berhenti sejenak tentang apa saja yang mampu mereka pelajari dan bagaimana pembelajaran itu bisa berdampak pada mereka," pungkasnya.
(vmp/asj)