Israel Ungkap Keampuhan Vaksin Pfizer
Hide Ads

Israel Ungkap Keampuhan Vaksin Pfizer

Fino Yurio Kristo - detikInet
Selasa, 26 Jan 2021 19:43 WIB
A health care professional prepares a Pfizer-BioNTech COVID-19 vaccine at Sheba Tel Hashomer Hospital in Ramat Gan, Israel, Tuesday, Jan. 12, 2021. Israel has struck a deal with Pfizer, promising to share vast troves of medical data with the drugmaker in exchange for the continued flow of its COVID-19 vaccine. Critics say the deal is raising major ethical concerns, including possible privacy violations and a deepening of the global divide between wealthy countries and poorer populations, including Palestinians in the occupied West Bank and Gaza, who face long waits to be inoculated. (AP Photo/Oded Balilty)
Vaksin Pfizer. Foto: AP/Oded Balilty
Jakarta -

Vaksin Pfizer tampaknya memang ampuh menangkal virus Corona meski masih diperlukan riset lebih lanjut. Hal itu terungkap dalam penelitian di Israel, di mana negara itu merupakan salah satu yang paling giat menggalakkan vaksin Corona pada semua warga.

Seperti dikutip detikINET dari Reuters, Selasa (26/1/2021), kurang dari 1% orang yang telah menerima vaksin Pfizer terkena virus Corona, seminggu setelah mereka menerima dosis vaksin kedua.

Hasil awal itu diungkap oleh Maccabi Health Services, salah satu lembaga kesehatan di Israel. Mereka menyebut bahwa hanya 20 orang dari sekitar 128.600 warga yang telah diberi dosis kedua vaksin Pfizer terinfeksi oleh virus Corona.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Israel termasuk salah satu negara tercepat dalam melakukan vaksinasi warganya, di mana dosis pertama vaksin Pfizer sudah diberikan mulai 19 Desember 2020 silam. Mereka menyediakan update mingguan pada Pfizer tentang data yang didapat.

"Menurut ahli Maccabi, data ini baru awal tapi angkanya sangat menggembirakan," sebut Maccabi dalam pernyataannya.

ADVERTISEMENT

"Maccabi melaporkan bahwa dari 20 yang terinfeksi, 50% menderita penyakit kronis. Sema pasien mengalami gejala ringan seperti sakit kepala, batuk, atau kelelahan. Tidak ada yang dirawat di rumah sakit atau menderita demam di atas 38,5 derajat," papar mereka lagi.

Hasil tersebut dianggap sesuai dengan uji coba Pfizer sendiri. "Kami akan mengawasi pasien itu dengan seksama dalam rangka memeriksa apakah mereka terus menderita gejala ringan dan tidak berkembang menjadi komplikasi," imbuh mereka. Faktor lain rendahnya angka infeksi mungkin karena masih diberlakukan lockdown di negara itu.

Lebih dari 2,6 juta orang Israel telah menerima dosis pertama vaksin Pfizer dan 1,2 juta telah diberi dosis kedua, dari total 9 juta warga. Israel melaporkan kasus terinfeksi Corona mencapai 600 ribu orang dan ada 4.478 kematian.




(fyk/fay)