Kategori Berita
Daerah
Layanan
Detik Network
detikInet
Gegara Zootopia 2, Anak Muda China Nekat Pelihara Ular Berbisa Indonesia

Gegara Zootopia 2, Anak Muda China Nekat Pelihara Ular Berbisa Indonesia


Adi Fida Rahman - detikInet

Zootopia 2
Gegara Zootopia 2, Anak Muda China Nekat Pelihara Ular Berbisa Indonesia Foto: People
Jakarta -

Film animasi terbaru Disney, Zootopia 2, telah menjadi fenomena di China. Film ini tidak hanya memecahkan rekor box office tetapi juga memicu tren unik di kalangan anak muda: membeli ular pit viper berbisa sebagai hewan peliharaan.

Film ini, yang meraup pendapatan lebih dari 3,55 miliar yuan (sekitar Rp7,9 triliun) dan menjadi animasi asing terlaris di Cina, memperkenalkan karakter baru bernama Gary De'Snake, seekor ular biru berbisa yang digambarkan sebagai sosok antusias dan bertanggung jawab.

Karakter ini, yang disuarakan oleh aktor Ke Huy Quan, terinspirasi dari ular pit viper bambu pulau asal Indonesia, dan berhasil mengubah persepsi negatif terhadap reptil di masyarakat China, di mana pemilik hewan semacam itu sering dianggap memiliki selera aneh terhadap makhluk "menyeramkan".

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Tren ini dimulai segera setelah perilisan film pada 26 November lalu, dengan lonjakan pencarian dan harga ular pit viper Indonesia di platform e-commerce China, yang dijual mulai dari ratusan hingga ribuan yuan.

Salah satu contoh nyata adalah Qi Weihao, seorang pemuda berusia 21 tahun dari Provinsi Jiangxi, yang membeli seekor ular pit viper biru berbisa seharga 1.850 yuan (sekitar Rp4,1 juta) hanya dua hari setelah menonton film.

ular pit viper Indonesiaular pit viper Indonesia Foto: Mongabay

Kepada CNN, Qi mengaku bahwa Zootopia 2 membantu memperbaiki citra hewan reptil, sehingga mereka tidak lagi dianggap sebagai pilihan aneh, dan Gary menjadi representasi paling menonjol di antaranya.

Ia bahkan rela mengemudi selama 40 menit untuk mengambil ularnya secara langsung, meskipun beberapa pembelian dilakukan melalui pengiriman di platform seperti JD.com.

Secara lebih luas, pasar hewan peliharaan eksotis di China telah berkembang pesat, dengan lebih dari 17 juta orang memiliki hewan semacam itu pada akhir 2024, di mana lebih dari 60 persen pemiliknya berasal dari Generasi Z. Ular mendominasi lebih dari 50 persen reptil yang dipelihara, dan ukuran pasar mendekati 10 miliar yuan (sekitar Rp22 triliun).

Namun, tren ini tidak luput dari risiko serius, karena ular pit viper bambu pulau yang sebenarnya jauh dari mainan lucu seperti di film-ia sangat berbisa dan bisa menjadi ancaman jika lepas atau menyerang.

Media seperti The Beijing News menekankan bahwa insiden semacam ini tidak hanya membahayakan pemilik dan keluarganya, tetapi juga bisaeskala menjadi masalah keselamatan publik.

Qi sendiri memperingatkan, "Jika Anda tidak memiliki pengalaman luas dan peralatan aman untuk memelihara ular, tolong jangan terburu-buru memelihara ular berbisa hanya karena impuls!"

ular pit viper Indonesiaular pit viper Indonesia Foto: Mongabay

Pihak berwenang dan platform digital telah merespons tren ini dengan cepat. Hukum Cina melarang pengiriman hewan hidup atau barang berbahaya seperti racun, meskipun memelihara ular pit viper Indonesia tidak ilegal.

Platform e-commerce seperti Douyin, Xiaohongshu, dan Xianyu telah menghapus listing ular biru berbisa, sementara JD.com segera menurunkan produk setelah diberitahu, dengan juru bicaranya menyatakan, "Kami secara ketat melarang penjualan hewan berbisa di platform kami dan begitu diidentifikasi, barang tersebut segera dihapus."

Respons ini menunjukkan upaya untuk mengendalikan dampak budaya populer terhadap perilaku konsumen, terutama di era digital di mana tren viral bisa menyebar dengan cepat melalui media sosial dan e-commerce.




(afr/afr)







Hide Ads