5 Tanda Kita Hidup di Dunia yang Tidak Nyata alias di Dalam Matrix!
Hide Ads

5 Tanda Kita Hidup di Dunia yang Tidak Nyata alias di Dalam Matrix!

Aisyah Kamaliah - detikInet
Senin, 14 Des 2020 07:45 WIB
Science and education concept. AI (Artificial Intelligence).
Tanda kita hidup dalam simulasi seperti di film Matrix. Foto: Getty Images/iStockphoto/metamorworks
Jakarta -

Semua yang terjadi pada kita adalah sebuah simulasi? Apakah kita di dalam Matrix? Mungkin pertanyaan ini terdengar cukup aneh bagi sebagian orang, kendati demikian sudah banyak ahli yang mendalami 'simulation hypothesis' itu sendiri.

Simulation hypothesis mengusung pemikiran bahwa adanya suatu peradaban dengan teknologi yang lebih maju dan mampu membuat sebuah kehidupan simulasi yang memiliki karakter dengan kesadaran penuh. Singkatnya seperti 'The Sims' versi lebih maju dengan kemampuan mempunyai perasaan, pemikiran, dan kapasitas untuk menciptakan sesuatu.

Dengan kata lain, kita manusia, adalah karakter dalam Matrix yang diciptakan itu!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Percaya tidak percaya, berikut ini sejumlah tanda yang bisa jadi mendukung kemungkinan ini dikutip dari The Things:

1. Video game mendemonstrasikan kemampuan kita membuat simulasi

Semakin banyak virtual reality yang terasa begitu sangat nyata. Kamu bisa merasakan dunia lain yang diciptakan oleh seseorang.

ADVERTISEMENT

Filsuf Nick Bostrom dari Universitas Oxford berpendapat bahwa sangat mungkin kita hidup dalam simulasi. Bostrom mendasarkan ini pada prinsip bahwa sangat mungkin semua peradaban mencapai titik di mana teknologi mereka sangat maju sehingga mereka dapat menjalankan simulasi di mana para anggotanya tidak pernah curiga bahwa mereka sedang berada dalam simulasi.


2. Perbesaran mikroskop yang menjadi kabur

Mikroskop telah berkembang pesat sejak pertama kali ditemukan. Kita dapat mengamati bagian dalam sel dan membuahi embrio di cawan berkat mikroskop. Mikroskop elektron memungkinkan kita untuk benar-benar mengamati atom. Tapi saat kita mencoba memperbesar lebih dekat dari itu, semuanya terlihat kabur.

Ya meskipun tahu sih bahwa atom terdiri dari partikel sangat kecil, tapi bagaimana mikroskop canggih sekarang masih bisa menampilkan perbesaran yang blur? Ahli astrofisika, George Smoot berpikir inilah yang terjadi jika kamu melihat terlalu dekat ke layar komputer, kamu hanya melihat sekumpulan piksel kabur. Tapi mungkin saja kita belum memiliki teknologi untuk mengamati partikel subatomik. Tetapi mungkin juga kita tidak bisa sedekat itu karena kita berada dalam program komputer.

3. Kecerdasan buatan semakin maju

Kisah 'The Matrix' semuanya dimulai oleh manusia menciptakan komputer dengan kecerdasan buatan yang mengambil alih dunia. Di dunia kita, kecerdasan buatan (AI) semakin canggih setiap tahun.

Sama seperti kemampuan kita untuk membuat video game VR menunjukkan bahwa peradaban menjadi lebih baik dan lebih baik dalam membuat simulasi, kemampuan kita untuk membuat AI menunjukkan bahwa peradaban mampu menciptakan mesin independen.

Nah coba bayangkan, bagaimana jika sudah peradaban yang datang sebelum kita dan menciptakan AI yang begitu canggih sehingga mesin mengambil alih dunia, dan kita adalah mesin mereka? Tapi tentu saja, ini semua hanyalah teori. Jangan panik.


4. 'Upload' skill ke otak

Dalam The Matrix, karakter dapat mempelajari keterampilan baru hanya dengan menghubungkan diri mereka ke komputer. Pada saat filmnya keluar, konsep ini adalah fiksi ilmiah murni. Tetapi terobosan pada tahun 2016 menunjukkan bahwa itu mungkin akan segera menjadi fakta ilmiah.

Para peneliti di California menemukan cara untuk mengajari orang-orang untuk mengemudikan pesawat dengan mengirimkan simulasi kepada peserta melalui penutup kepala dengan elektroda. Memang para peserta tidak beralih dari ilmu nol piloting menjadi pengetahuan sempurna hanya dengan menggunakan penutup kepala. Tetapi mereka meningkatkan keterampilan uji coba secara signifikan. Hasil ini menunjukkan bahwa belajar melalui 'brain upload' bisa dimungkinkan suatu hari nanti.

5. The Fermi Paradox

Paradoks Fermi mengajukan pertanyaan berikut: Jika ada milyaran planet mirip bumi di alam semesta yang dapat menopang kehidupan berakal, mengapa kita belum mendengar kabar mereka yang tinggal di planet lain? Apalagi banyak planet-planet yang jauh lebih tua dari Bumi kita. Bukankah itu menunjukkan bahwa spesies cerdas lain di tempat lain di alam semesta memiliki cukup waktu untuk berevolusi dan mengembangkan teknologi yang dibutuhkan untuk berkomunikasi dengan kita?

Satu jawaban yang mungkin untuk pertanyaan ini adalah bahwa mereka telah berkomunikasi dengan kita tetapi pemerintah telah merahasiakan komunikasi tersebut. Kemungkinan lain adalah kita semua sendirian karena sebenarnya kita berada dalam simulasi yang tidak menyertakan kehidupan simulasi di planet lain.