Sosok Ilmuwan Perempuan di Balik Misi China ke Bulan
Hide Ads

Sosok Ilmuwan Perempuan di Balik Misi China ke Bulan

Virgina Maulita Putri - detikInet
Jumat, 11 Des 2020 07:24 WIB
This graphic simulation image provided by China National Space Administration shows the orbiter and returner combination of Chinas Change-5 probe after its separation from the ascender, at the Beijing Aerospace Control Center (BACC) in Beijing Sunday, Dec. 6, 2020. The Chinese probe that landed on the moon transferred rocks to an orbiter Sunday in preparation for returning samples of the lunar surface to Earth for the first time in almost 45 years, the countrys space agency announced. (China National Space Administration/Xinhua via AP)
Sosok Ilmuwan Perempuan di Balik Misi China ke Bulan Foto: China National Space Administration/Xinhua via AP
Jakarta -

Ilmuwan perempuan berusia 24 tahun menjadi viral di media sosial China karena tergabung dalam tim yang mendaratkan misi Chang'e 5 di Bulan.

Ilmuwan tersebut bernama Zhou Chengyu yang bertugas menangani sistem konektor roket, salah satu posisi yang penting. Ia juga menjadi komandan paling muda di Wenchang Spacecraft Launch Site.

Meski ia menjadi anggota tim yang usianya paling muda, Zhou dikenal sebagai 'kakak perempuan' yang diharapkan bisa menjadi panutan bagi anak muda China, seperti dikutip detikINET dari BBC, Jumat (11/12/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Media yang menjadi corong pemerintah China terus menyoroti peran Zhou dalam keberhasilan misi ini. Alhasil namanya terus menjadi trending topic di media sosial seperti Weibo sejak peluncuran wahana antariksa Chang'e 5 pada 23 November.

ADVERTISEMENT

Kisah Zhou menginspirasi bukan hanya karena usianya yang masih sangat muda, tapi juga karena latar belakangnya yang berasal dari Suku Tujia, salah satu suku minoritas di China.

Netizen China pun banyak yang menyebut Zhou sebagai sumber kebanggaan nasional China. Sebagian netizen lainnya merespon dengan kecilnya pencapaian mereka jika dibandingkan dengan Zhou.

Zhou sepertinya tidak memikirkan statusnya yang viral di media sosial. Berdasarkan laporan media lokal Duocai Guizhou Net, Zhou berkali-kali menolak permintaan wawancara karena ia khawatir menjadi terkenal akan membuat pekerjaannya terganggu.

Selain Zhou, misi Chang'e 5 juga didukung oleh dua ilmuwan perempuan lainnya yaitu Cui Yihan, yang mengelola software peluncuran roket, dan Sun Zhenlian, direktur sistem pendukung peluncuran roket.

Cui baru saja lulus dari University of Science and Technology of China. Sedangkan Sun merupakan veteran dalam pengembangan sistem roket Long March yang pernah viral pada tahun 2019 karena tertangkap kamera menangis bahagia setelah roket Long March 3 berhasil meluncur.

Dalam beberapa tahun terakhir, China berusaha menyoroti lebih banyak pencapaian ilmuwan perempuan di negaranya. Bertambahnya jumlah perwakilan ilmuwan perempuan di China juga didorong oleh semakin banyaknya perempuan yang mempelajari sains.

Wahana antariksa Chang'e 5 saat ini telah menyelesaikan misinya di Bulan dan sedang menunggu waktu yang tepat untuk kembali Bumi. Tujuan utama misi ini adalah mengumpulkan sampel Bulan untuk dipelajari.

Chang'e 5 merupakan misi ketiga dari China yang berhasil mendarat di Bulan. Jika misi ini berhasil, China akan menjadi negara ketiga yang bisa membawa sampel bebatuan Bulan ke Bumi, dan negara pertama yang berhasil melakukannya dalam 40 tahun terakhir.




(vmp/afr)
Berita Terkait